Zoe sudah menunggu cukup lama di dalam mobilnya. Hanna dan Dori tak kalah sibuk, mereka terus menghubungi Zoe menanyakan apakah Soa telah berhasil mengambil Ken dari tangan Molly. Namun mereka masih harus bersabar lagi, karena Zoe pun masih di sana menunggu tanpa kepastian.
“Ini sudah ketiga kalinya kalian meneleponku. Aku di sini juga masih menunggu. Jangan buat aku repot karena aku sedang gelisah,” keluh Zoe dari dalam mobilnya. Ia berusaha memelankan suara agar tak ada orang lain yang mendengar obrolannya dengan Hanna dan Dori padahal ia sudah menutup rapat pintu dan kaca jendela mobil. “Aku sudah sangat ketakutan. Kalian tahu, aku melihat begitu banyak penjaga di sini. Mereka siaga di setiap titik, membuatku merasa sedang berada di rumah ketua geng mafia. Aku makin percaya kalau bibi Molly adalah keluarga Jorell, kekuasaannya betul-betul terasa di sini.”
“Kau punya ilmu bela diri, bukan?” tanya Dori kepada Zoe, menyelip di antara perbincangan Hanna dengan pemuda tambun itu.
“Yaaa. Aku sedikit ahli. Kenapa kau bertanya begitu?” Zoe mulai bingung.
“Tidak apa-apa, aku hanya ingin kau bersiap-siap kalau keadaan berubah darurat dan ilmu bela dirimu diperlukan untuk menghadapi anak buah bibi Molly.” Kecemasan Dori memang menunjukkan kepedulian, namun juga membuat Zoe meringis semakin ketakutan.
Dalam hati pemuda itu merasa kacau. Ia berpikir sehebat apa pun ilmu bela dirinya, ia tetap akan kewalahan karena jumlah orang suruhan Molly begitu banyak. Ini baru yang terlihat, bagaimana yang belum ia lihat?
Zoe menggaruk-garuk kepalanya merasa semakin ruwet dengan pikirannya sendiri. “Sudahlah, aku tambah tidak tenang jika bicara denganmu Dori. Aku tutup dulu teleponnya.” Begitulah Zoe pada akhirnya menyerah meladeni teman perempuannya.
Namun, disaat baru saja Zoe mematikan teleponnya.
‘Kreekk’
Tiba-tiba saja Zoe dikejutkan oleh suara pintu belakang mobilnya yang dibuka. Buru-buru lelaki itu menengok ke belakang, takut kalau-kalau orang suruhan Molly masuk dan menyerangnya sepeti di film-film.
“Oh, kalian!” ternyata sudah ada Soa yang masuk bersama Ken dengan tergesa-gesa. Begitu leganya lelaki itu.
Lantas Zoe tampak bingung, wajah Ken terlihat lebih pucat dari Soa. Ketakutannya kembali terpancing, terkaan di benaknya meraung, menduga kalau Soa telah mengambil Ken secara paksa dan hanya cukup sedetik saja Molly bisa memerintahkan anak buahnya untuk menangkap ia dan Soa.
"Ayo cepat pergi dari sini, Zoe! Kita harus menjauhkan Ken dari tempat ini!” ucap Soa terdengar panik.
Tanpa pikir panjang lagi Zoe langsung menyalakan mesin mobilnya dan segera tancap gas.
Para penjaga yang dilewatinya memandang dengan tidak bersahabat. Zoe berusaha tetap baik mengendalikan kemudi, sambil berharap-harap cemas gerbang di depan matanya tidak seketika tertutup mengurungnya secara otomatis lagi-lagi seperti di film yang pernah ia tonton.