Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #68

Menjadi Rahasia | 68

Gensi yang sudah mendapat informasi dari Edzard lewat pesan pendek berinisiatif lebih dulu menghubungi Soa. Berkali-kali ia berusaha namun adiknya itu tidak juga mengangkat panggilan teleponnya. Bahkan Gensi juga tidak ragu untuk menghubungi Dori, akan tetapi hasilnya sama saja, nihil! 

Setibanya di ruang kantor Felix langsung duduk di atas sofa terima tamu. Tak ada sepatah kata pun yang keluar. Ia termangu dalam kegelisahannya yang tersembunyi sementara putri sulungnya tak henti-henti menghubungi Soa. 

Jauh dalam di sudut hati Felix, sebetulnya ketakutan yang ia miliki telah menyeruak. Tindakan putri kedua telah memorak-porandakan rencananya. Bayang-bayang buruk pun tak segan merajalela. Felix gusar, tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depannya.

“Bagaimana?” tanya Edzard pada Gensi. Sayangnya wanita itu hanya bisa menggeleng lemah. 

Edzard langsung melirik ke arah Felix yang ikut melihat percakapan mereka. Sama terkuncinya mulut pria itu, tak bisa berkata apa-apa lagi kepada ayah mertuanya. 

Felix semakin merasa berantakan. “Kenapa dia sampai melakukan ini!” ia tak kuasa lagi menahan amarah. Suaranya terdengar lantang hingga menggentarkan anak dan menantunya. “Kau Gensi! Harusnya kau bisa mengawasi adikmu!”

Gensi tertunduk lesu, membuka diri untuk menjadi sasaran amarah sang ayah.

“Ya ampun! Seharusnya anak itu tidak tahu tentang latar belakang Molly.”

“Tenanglah Ayah. Ini hanya kesalahpahaman saja.” Edzard mulai mendinginkan suasana. “Soa hanya sedang termakan isu yang beredar bahwa keluarga Jorell penyembah setan. Jika kita bisa meluruskannya bahwa hal itu tidaklah benar, pasti dia akan mengembalikan Ken lagi pada bibi Molly.”

Akan tetapi kata-kata sang menantu tampak tak mempan bagi Felix. Matanya justru semakin menyiratkan amarah. Jelas saja, karena ia yang paling tahu keadaan sebenarnya ketimbang anak dan menantunya. Karena ia tahu, isu yang beredar itu bukanlah sebuah omongan kosong.

Tak ingin memperpanjang pembahasan itu. Felix langsung memerintah putri dan menantunya dengan keras, “Cari Soa sampai ketemu! Dan bawa dia ke hadapanku!”

Merasa yakin kalau Soa masih berada di rumah Dori, Gensi memutuskan seorang diri untuk menyusul adiknya di sana. Buru-buru ia mengambil tasnya untuk berangkat, namun belum sempat ia keluar melewati pintu, panggilan telepon dari Soa berhasil menghentikan niatnya. 

“Di mana kau?! Apa yang sudah kau lakukan?!” Gensi langsung bertanya dengan murka. Edzard dan Felix ikut memusatkan perhatian padanya.

“Santai Gensi,” ucap Soa dengan nada suaranya yang terdengar tenang. “Aku berada di rumah Dori. Apa saat ini kau sedang sangat kerepotan karena aku? Wah, kau kakak yang sangat baik,” gadis itu terkesan menyepelekan.

Lihat selengkapnya