Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #73

Tambur Perlawanan | 73

“Selamat datang Ken ...!” Baru saja Soa dan Ken sampai di halaman rumah, Gensi sudah menyambut dengan riang kedatangan adik bungsunya.

“Gensi, aku pulang!” seru Ken balas bersemangat sambil memeluk kakaknya.

Edzard yang berdiri di samping Gensi tak kalah memberi sambutan yang sama hangatnya kepada bocah itu. “Akhirnya kau kembali ke rumah, Ken.”

“Ya, Edzard. Aku sangat terkejut dan senang sekali ketika Soa datang menjemputku di rumah bibi Molly.”

Ucapan Ken yang polos sesaat menghentikan kehangatan di antara mereka. Gensi dan Edzard sempat saling melirik, lalu dengan kompaknya mereka melempar pandangan dingin kepada Soa yang berdiri sambil bersilang tangan di belakang Ken. Tidak mau ambil pusing, Soa memilih cuek menerima tatapan tak suka dari kedua kakaknya itu.

“Ken ...,” menyusul sebuah suara terdengar. 

“Ibu, aku pulang.”

Karen yang baru muncul dari dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya dengan tangisan haru. “Ya, Nak. Ibu sangat merindukanmu.”

Soa mendengus sinis mendengar pengakuan itu keluar dari mulut ibunya. Ia merasa tidak yakin kalau Karen memiliki rasa rindu seperti yang dikatakan.

“Apa di sana kau baik-baik saja?” Karen memasang wajah cemas.

“Ya, Bu. Aku baik-baik saja.”

“Syukurlah. Ayo kita masuk. Ibu sudah menyiapkan sup jagung untukmu.”

Ken mencari-cari ke balik punggung ibu dan kedua kakaknya. “Aku tidak melihat Ayah.”

“Ayah ada di kamar,” Gensi langsung mengambil alih menjawab. Membuat Soa agak heran kenapa ayahnya tidak menyambut Ken seperti ibu dan kakak-kakaknya. “Ayah sedang ada pekerjaan. Sebaiknya kita makan lebih dulu sup jagung buatan ibu. Kau pasti sudah sangat merindukan masakan ibu, kan?”

Ken mengangguk sepakat dengan senyumnya yang tersungging manis.

Segera Karen menggandeng anak bungsunya ke dalam rumah. Dan baru saja Soa ingin mengikuti mereka untuk ikut masuk, Gensi langsung menjegalnya dan berbisik memberi pesan. “Ayah menunggumu di kamar.”

Degup jantung Soa seketika berubah cepat. Perasaan risau mendadak menyusupi hatinya. Gadis itu berusaha mengatur nafas, ingin mempersiapkan diri untuk menerima apa pun yang akan terjadi padanya.

“Sepertinya kau akan terkena masalah besar Soa,” ledek Edzard sepuas hati.

Lihat selengkapnya