Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #76

Hukuman | 76

Sorot kedua mata Soa langsung menyelidik begitu dalam. “Apa maksud dari ucapanmu dihukum, Arandra?”

Arandra menerawang jauh. Ada sendu yang tersirat dari raut mukanya.

“Tiga puluh tahun yang lalu, aku dekat dengan salah seorang anggota keluarga Jorell,” ucapnya memulai. “Gerbang komunikasi di antara kami telah terbuka, padahal dia tidak pernah melakukan ritual penyerahan jiwa kepada Grazian sepertimu.”

Soa terlihat menyimak meski terpancar kebingungan mencari ke mana arah pembicaraan Arandra.

“Kami sangat dekat. Menjadi sahabat berbeda dunia, meski dengan sembunyi-sembunyi. Dia pun satu-satunya keluarga Jorell yang kukenal berhati murni, bahkan dia satu-satunya pembangkang yang aku tahu.

“Dia ingin bebas dan tidak terikat pada belenggu setan. Melakukan upacara berjanji setia kepada raja tidak pernah dia dambakan. Menemukannya membuatku memiliki harapan, bahwa aku bisa terbebas dari Grazian.”

Soa tergelitik untuk bertanya. “Kenapa kau berpikir, bisa menemukannya adalah sebuah harapan untuk bebas? Bukankah, dari ceritamu bisa disimpulkan bahwa kebebasan itu tidak ada?"

Arandra mengangguk pelan. “Ya. Kebebasan itu tidak ada selagi Grazian ada.”

Soa semakin tak mengerti.

“Ada dua buah batu yang tersimpan pada mereka, Soa. Batu itu bernama Halvor, itu adalah benda yamg melambangkan ikatan di antara Grazian dan keluarga Jorell. Mereka menyimpannya masing-masing di tempat rahasia.

“Jika aku dan keturunan Jorell yang masih hidup itu bisa menghancurkan Halvor secara bersamaan dan di waktu yang sama pula. Maka ikatan antara Grazian dan Jorell akan terputus selamanya. Kejayaan mereka akan runtuh. Akan ada kehancuran pada mereka yang membuat mereka tidak akan lagi bisa saling berkomunikasi dan bekerja sama.

“Dengan begitu, kami para budak Grazian bisa terbebas untuk selamanya. Dan tidak akan ada lagi korban persembahan, dan manusia-manusia terperdaya yang menyerahkan jiwa."

Lidah Soa terasa kelu mendengarnya. Ia tak menyangka jalan itu ada.

Arandra kembali melanjutkan. “Sampai suatu ketika, aku berjanji bersamanya untuk menghancurkan batu itu. Kami sepakat untuk mencarinya. Lalu tibalah kami menemukan dan memiliki kesempatan untuk melenyapkan Halvor.

“Namun sayang, dia mengingkari janjinya.”

“Apa?!”

“Ya. Aku memberikan pukulan keras pertama pada batu itu. Grazian berguncang, raja dan seisinya mengalami kepanikan. Tetapi itu nyatanya tidak berpengaruh sama sekali.

“Sahabatku tidak melakukan hal yang sama di dunia manusia. Aku tertangkap oleh raja. Dia menyiksaku dengan sangat keras, dia mengambil semua kekuatanku, dan dia mengunciku di sungai Arandra.

“Karena itulah aku tidak bisa pergi jauh dari sini. Aku tidak bisa menjumpaimu selain di tepi sungai dan yang terdekat dengannya.”

Soa tertunduk mulai memahami, ada rasa iba yang tidak terbuka ia nyatakan kepada Arandra.

Lihat selengkapnya