Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #87

Viral | 87

“Astaga! Kau benar Hanna. Kita menjadi bahan perbincangan di Denzel. Aku betul-betul tak menyangka akan seperti ini. Sebentar-sebentar,” Dori mengutak-atik media sosialnya. “Ya ampun! Beranda media sosialku penuh dengan video kejadian tadi,” ungkap Dori.

Hanna dan Soa turut memeriksa media sosial mereka. “Astaga! Kasihan juga gadis itu. Dia bukan saja dikritik oleh Ivander, tetapi ia juga dicemooh oleh warganet,” sambung Hanna. “Lihatlah! Bahkan ada yang berkomentar kalau Ivander pingsan karena bau badannya.”

Soa melirik ke arah Arandra. Ia jadi merasa tak enak hati menghadapi berita ini, terutama tentang gadis si kulit sawo matang itu. Kalau saja bukan karena kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka, pasti gadis itu tidak akan dipermalukan oleh Ivander yang ternyata adalah Arandra.

“Tapi aku juga masih heran, bagaimana bisa Ivander tiba-tiba muncul di depanku dan Soa? Menyapa kami dengan menawarkan diri untuk foto bersama. Dia bersikap seperti sudah mengenal aku dan Soa saja. Saking kagetnya aku tak sempat berpikir lagi untuk bertanya bagaimana ia bisa tahu kalau kita sangat ingin berfoto bersamanya. Padahal aku dan Soa sudah mulai menyerah,” bahas Hanna.

“Benar juga. Ini memang aneh,” timpal Dori.

Soa tidak ingin sahabat-sahabatnya larut menduga-duga. Langsung saja ia mengambil alasan yang paling mudah dicerna. “Hm ... aku rasa ini hanya keberuntungan. Ivander Azura hanya sedang lewat dan kebaikan hatinya menghampiri kita. Mungkin dia melihat wajahmu yang terlihat penat Hanna. Jadi dia kasihan,” jelas Soa disusul tawa.

“Benar juga! Wajahmu patut dikasihani Hanna,” Dori ikut-ikutan meledek. “Tapi wajah sendumu itulah yang membawa keberuntungan.”

Hanna masih merasa sulit untuk percaya. “Apa iya seperti itu?”

“Kita sudah membuat banyak gadis merasa iri,” tambah Dori tersenyum puas.

Soa melirik ke Arandra yang duduk di dekatnya, pemuda itu hanya senyum-senyum sendiri merasa bangga karena telah berjasa. “Ya. Meski ada seseorang yang ditimpa kecewa karena hal ini,” tandas Soa menuju pikirannya pada gadis si kulit sawo matang.

Tidak lama kemudian di tengah keseruan mereka berbincang tiba-tiba saja Zoe muncul bersama seorang gadis.

Seorang gadis berkaca mata bulat dan rambut lurus hampir sepinggang mendampingi Zoe. Sorot matanya begitu lembut dan senyumnya tersungging tulus menawarkan persahabatan. “Oh ..., jadi kau yang bernama Joice,” ujar Dori setelah Zoe memperkenalkan kehadirannya. “Zoe selalu tertarik membicarakanmu,” tambahnya lagi membuat wajah pemuda itu tampak memerah.

Joice begitu cepat membaur dengan Soa, Dori, dan Hanna. Mereka mulai membicarakan banyak hal terutama tentang apa yang terjadi sebelumnya saat mereka mengejar Ivander Azura untuk berfoto bersama. Tentu saja menceritakan hal itu menimbulkan reaksi penuh tawa, meski sempat juga terselip perasaan ingin tahu bagaimana keberuntungan itu bisa terjadi.

Lihat selengkapnya