“Zoe, kenapa kau sampai berpikir begitu?” Hanna bertanya balik.
“Karena aku mendengar banyak cerita, Hanna. Aku mendengar rumor di mana mereka tak bisa lagi kembali ke tengah keluarga dan sahabat mereka. Sama sekali tak ada jejak yang bisa ditemui. Aku hanya tidak ingin ini menimpa Soa, dan menjadi sebuah perpisahan yang terlambat kusadari. Aku pasti akan sangat menyesal karena tidak mengucapkan salam perpisahan padanya terlebih dahulu."
Hanna dan Dori termangu. Senyap tenggelam memahami deretan kalimat Zoe dalam perenungan yang membuahkan kegundahan di hati mereka.
“Tetapi apa mau dikata,” lanjut Zoe lagi. “Itu sudah menjadi keputusan Soa. Kau benar Hanna, Soa memang kesatria, bahkan dia adalah kesatria yang keras kepala. Aku tidak akan berhenti berdoa untuk ksatria kita.”
Tersungging senyum tipis di bibir Hanna. “Kita harus percaya jalan Soa akan berbeda dari mereka.”
Zoe mengangguk pelan. “Aku pun berharap begitu.
Dori yang tersentuh oleh pengakuan Zoe tak mampu menahan air matanya. “Zoe..., kata-katamu kenapa menggelitik mataku sampai berair?” rengeknya. “Sekarang aku tahu, kasih sayangmu sangat besar untuk Soa."
“Oh ya?” Zoe membalas santai. “Mungkin karena..., aku sudah menganggap dia seperti nenekku sendiri,” tandasnya. Lantas tawa mereka pun seketika menggaung di udara menutupi sejenak rasa sedih yang menodai hati.
Selang beberapa waktu Soa telah kembali bersama Joice.
“Hai! Aku datang membawa roti Sungai Arandra.” Soa muncul dengan ucapan penuh semangatnya.
Roti Sungai Arandra adalah roti khas yang dibuat dengan tiga pilihan isian seperti selai anggur, selai lemon, dan selai mangga. Roti ini hanya bisa di dapat saat Festival Sungai Arandra diadakan. Bentuknya persegi kecil-kecil, ukurannya dibuat seukuran mulut anak-anak, dan atasnya diberi krim biru bergelombang sebagai perumpamaan dari air Sungai Arandra yang mengalir.
“Ini kue yang wajib kita makan setiap tahun!” ujar Zoe sambil mencomot kue itu dan langsung melahapnya.
“Aku hampir saja lupa untuk membelinya,” balas Soa. Ikutan mengambil dan memakan kue itu. “Oh, ya! Aku tadi bertemu dengan Shane.”
Dori yang sedang memakan kacang langsung tersedak.
“Shane katamu?” balas Hanna.
Zoe turut memberi tatapan terkejut oleh berita yang dibawa Soa. “Lantas apa yang terjadi? Apa kau lari terbirit-birit?”
Soa melepas tawannya. “Tentu saja tidak, Zoe. Bahkan aku mengajaknya bergabung dengan kita.”
“Apa!!!” Hanna, Zoe, dan Dori kompak berseru.
“Kenapa kalian ini? Seperti mendengar berita besar saja,” sahut Soa. Ditemani raut muka yang juga bingung dari Joice.