Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #103

Kaget | 103

Keesokan harinya, Soa mengambil janji untuk bertemu dengan Zoe, Hanna dan Dori. Pertemuan mendadak yang Soa buat untungnya bisa tetap mempertemukan ia dan ketiga sahabatnya. Mereka bertemu di sebuah tempat makan tua langganan mereka ketika di zaman SMA.

Tepat di dalam pertemuan itulah, Soa memberitahukan kepada ketiga temannya bahwa ia sudah bertunangan, dan apa yang semua terjadi di malam acara pertunangan itu tak segan pula ia ceritakan. Tentu saja, itu membuat Zoe, Hanna, dan Dori tersentak sampai kesulitan menutup mulutnya.

“Bibi Molly betul-betul keterlaluan! Apa maksudnya dia menjodohkanmu dengan adiknya!” Zoe terlihat begitu kesal. 

“Jangan-jangan selama ini memang tidak ada wanita yang mau dengannya, karena itu dia memanfaatkan Soa agar mau menikah dengan pria itu!”

“Sepertinya aku sepakat dengan pendapatmu, Zoe,” sahut Soa. “Dia terlihat arogan dan sikapnya – ugh! Sungguh semena-mena! Aku tidak yakin ada perempuan yang menyukainya!”

“Benarkah?! Apa yang sudah dia lakukan padamu?!” Zoe menyorot penasaran. Tak terkecuali Hanna dan Dori.

“Kalian tahu?! Dia mengirimkan sopir pribadi untukku. Walau aku sudah menolaknya tapi dia tetap memaksaku! Apa dia pikir dia bisa seenaknya begitu!”

Zoe, Hanna, dan Dori saling melempar pandangan bingung. Serasa sekali ada yang mengganjal dari cerita Soa.

“Sopir pribadi katamu?” balas Dori dengan wajah terheran-heran. “Bukankah itu sebuah kenikmatan? Aku tidak melihat ke sikap zalim darinya.”

“Tapi dia memaksaku!” Soa tetap merasa benar.

“Kalau aku jadi dirimu, tidak munafik aku akan menerimanya.”

“Oh ya?! Jadi kau mau menerima pemberian adik nenek sihir itu!”

Dori terheran-heran lagi. “Soa, kalau dia adik Bibi Molly, berapa memangnya usia pria itu?”

“Empat puluh dua.”

“APA!” Dori dan Hanna kompak tercengang. Zoe bersandar lemas tak menyangka sahabatnya akan mendapat jodoh yang jauh lebih tua.

“Waw! Kau 22 tahun, dan dia 42 tahun. Perbedaan yang luar biasa!” ujar Hanna.

“Begitulah. Seharusnya dia jadi ayahku saja. Oh! Tidak-tidak! Bahkan aku tidak berminat menjadi anaknya,” gusar Soa.

Tatapan Zoe mengawang jauh. “Aku tidak bisa membayangkan kalau kau berdiri di samping pria itu menggunakan baju pengantin.”

Soa sampai-sampai menutup telinganya. “Jangan kau lanjutkan pikiranmu, Zoe! Aku tidak mau hal itu sampai terjadi!” 

Lihat selengkapnya