Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #110

Operasi Plastik | 110

“Bahkan kami sudah sejak tadi tergoda di sini,” celetuk Dori. “Kenapa kau lama sekali?!” tanyanya jengkel.

“Aku meragu di luar sejak tadi. Aku takut ada jebakan baru seperti hari pertunanganku waktu itu.”

“Astaga, jadi sekarang kau trauma.”

“Lebih tepatnya waspada.”

Hanna dan Dori saling melirik. 

“Pasti sangat berat buatmu menjalani ini semua,” ada sendu yang mengalir di dalam kalimat Hanna.

“Ya, begitulah,” balas Soa singkat. Matanya masih sibuk melihat-lihat pilihan hidangan yang tersedia.

Dori menopang dagunya di atas meja. “Tapi kau terlihat santai,” ucapnya Dori penasaran.

Perkataan Gensi menarik mata Soa. Silih berganti ia memandangi kedua temannya. “Ini karena air mataku sudah habis terbuang. Aku harus lebih kuat dari yang pernah aku bisa. Maka aku tidak akan mengalah lagi.”

“Apa maksud kalimatmu?” bertambah-tambah rasa penasaran Dori. Pun begitu juga dengan Hanna.

“Aku akan melakukan perlawanan.”

“Caranya?”

Soa mengangkat bahunya seraya berkata. “Beri aku ide segar untuk membatalkan pernikahan ini.”

“So – Soa, kau serius?”

“Aku serius Dori. Lagi pula Tuan itu juga senang jika pernikahan kami batal.”

Hanna ikut bersuara. “Kalian membahas hal ini?”

“Tidak. Tetapi dia pernah menawarkan aku lari darinya.”

Pikiran Hanna mulai bereaksi untuk menemukan hal yang masih ganjil dari ucapan Soa.

“Dia menawarkanmu untuk lari?” selidik Hanna. “Apakah itu menandakan dia tidak sepihak dengan Bibi Molly?”

“Aku rasa begitu. Hubungan mereka tidak jauh berbeda seperti aku dan Gensi.”

“Mungkinkah, dia juga bukan...,” Hanna memelankan suaranya. “Penyembah setan?”

Soa dan Dori langsung tersentak mendengar kalimat kecurigaan Hanna.

“Itu tidak mungkin. Kalau dia seperti dugaanmu, aku yakin dia sudah meninggalkan keluarga besarnya sejak dulu. Dia hanya tidak sreg denganku.”

Lihat selengkapnya