Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #127

Mimpi Buruk | 127

Begitulah malam pertama mereka. Tidak ada hal romantis yang terjadi sama sekali. Seperti sebelumnya dalam pertemuan mereka, perdebatan selalu saja menjadi bumbu di antara keduanya.

Satu hal yang Soa janggal dari sikap Kalevi. Kenapa Kalevi terlihat sangat takut sampai ketahuan Molly kalau hubungan mereka tidak sebaik yang dilihat dari luar? Dalam pikir Soa, bukankah Molly memang sedang ingin membuatnya terjatuh. Terlihat sedih dan menderita justru akan memuaskan wanita itu, bukan justru malah terlihat bahagia.

“Apa sih, sebetulnya alasan Bibi Molly memaksaku menikahi adiknya?” gumam Soa di dalam hati. “Pertanyaan ini masih saja belum terpecahkan olehku.”

Sudah pukul sepuluh malam. Soa masih belum mampu memejamkan matanya. Padahal ia sadar betul tubuhnya lelah karena acara pernikahannya. Sofa malas juga terlihat masih kosong, Kalevi belum kembali setelah ia bilang pergi ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Pikiran Soa melambung tinggi. Ia masih tak percaya kalau kini ia sudah sah menjadi istri Kalevi. Dalam batin gadis itu bertekad. Ia harus menemukan Megha secepat ia mampu, dengan begitu maka ia bisa pergi meninggalkan pria yang tidak ia cintai itu. Lalu menghilang bersama Ken agar tidak berurusan lagi dengan keluarga Jorell.

Ya, kalau ibu dan kedua kakaknya mau, ia tidak keberatan menerima mereka menghilang bersama. Namun jika untuk ayahnya, Soa tak yakin akan hal itu. Felix pasti akan menjadi orang yang justru akan mencegahnya.

Di luar itu, yang masih mengganjal perasaannya adalah Arandra. Ia masih saja penasaran kenapa sampai sekarang Arandra belum juga muncul menampakkan diri. “Apa aku harus ke taman lagi menunggunya?” begitu pikir Soa.

Di lain sisi, di ruang kerja Kalevi.

“Aku mengundang seluruh anggota Klub Jorell untuk berkumpul lusa,” tanpa basa-basi Molly langsung memberitahukan hal itu saat ia memasuki ruang kerja Kalevi.

“Untuk apa kau mengatakannya padaku?” sahut Kalevi dari balik mejanya. Ia berpikir tidak ada manfaatnya ia tahu acara klub rahasia itu.

“Aku ingin kau datang bersama istrimu.”

“Kami? – itu hanya membuang-buang waktu. Aku sudah bilang kan, kalau aku tidak tertarik bergabung dengan kalian. Jika kau mau, ajak saja Soa.”

Molly menyandarkan tubuhnya di meja kerja Kalevi seraya bersilang tangan. “Aku ingin kali ini kau datang. Temani dia agar tidak canggung di sana. Lagi pula apa kau tidak ingin berkenalan dengan para anggota baru klub kita? Siapa tahu ada yang bisa kau manfaatkan dari mereka.”

“Aku tetap tidak tertarik.”

Molly kembali menegakkan diri dan menghadap Kalevi dengan kedua tangannya yang bertumpu di atas meja.

“Permintaanku kali ini tidak terlalu buruk, bukan?”

Kalevi mendapati sorot mata itu. Sorot mata yang melumpuhkan untuk ia bisa bergerak bebas. Kalevi menyadari, permintaan kakaknya kali ini harus dituruti. Ia tidak ingin mencari masalah yang kelak justru akan berimbas pada Megha yang entah di mana sekarang.

“Baiklah. Aku akan mengajak Soa ke sana,” tutup Kalevi pada akhirnya.

Lihat selengkapnya