Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #128

Asisten Pribadi | 128

“Tidak bisa. Aku harus ke restoran dan mengerjakan banyak pekerjaan di sana,” jawab Soa datar.

“Oh, sayang sekali. Semoga di lain waktu kita bisa bersama-sama mendatanginya.”

“Tidak perlu Bibi mengajakku lagi. Aku tidak tertarik dengan hal itu,” ujar Soa cuek. Membuat suasana di sekitarnya agak tegang. “Itu dunia Bibi, dan aku punya duniaku sendiri. Saling tidak mencari tahu seperti orang tak kenal kurasa akan lebih mengasyikkan buat hubungan kita.”

Daiva melirik ke arah istrinya yang mendapati perlakuan kurang nyaman seperti itu. Dilihatnya wajah sang istri yang mulai memerah. Ia tahu betul kalau wanitanya sedang berusaha mengendalikan diri. Sementara Kalevi, tertegun diam namun di dalam hati menertawakan serangan yang diterima kakaknya.

“Maaf – aku harus berangkat sekarang,” Soa bangkit berdiri sambil mengambil tas selempangnya.

“Kau tidak menggunakan pakaian yang sudah kusediakan?” tanya Molly lagi saat ia melihat penampilan tomboy Soa yang belum berubah. Padahal ia sudah mengisi lemari adik iparnya dengan banyak baju-baju indah.

Soa melirik ke pakaiannya sendiri. Lalu dengan percaya diri ia berkata, “Ini gaya yang kusukai.”

“Heff!” Kalevi berusaha menahan tawanya. Hampir-hampir tawa itu pecah di depan mereka. Sebelum akhirnya tertahan oleh tatapan setajam pedang Molly.

“Aku pamit,” beranjak Soa meninggalkan mereka. Lalu menyusul Kalevi yang terburu-buru hendak mendampinginya.

Tentu saja, status Soa sebagai istri Kalevi membuatnya harus terbiasa hidup dengan kemewahan, terlayani, dan disegani. Bukan Cuma Daniel yang akan menemani Soa ke mana pun ia pergi. Kalevi juga menyiapkan seorang asisten pribadi bernama Mona untuk mengurus berbagai keperluan gadis – ups! Lebih tepat jika sekarang ia yang sudah menikah disebut – wanita itu.

“Aku tidak membutuhkan asisten pribadi,” ungkap Soa saat melihat Mona sudah berdiri di samping mobil yang akan dinaikinya bersama Daniel.

“Percayalah. Kau akan membutuhkannya,” balas Kalevi. Tidak ingin Soa menolak pemberiannya.

Soa memandangi Mona penuh saksama. Beberapa pertanyaan dasar juga sempat Soa tanyakan, seperti di mana gadis itu tinggal, berapa usianya, dan sudah berapa lama ia pernah bekerja sebagai asisten.

Asisten pribadi Soa itu sangat cantik, penampilannya terlihat sangat perempuan. Rambutnya ikal sebahu dengan warna agak kecokelatan. Tubuhnya ramping dan kulitnya putih bersih. Ia belum menikah dan usia mereka juga sebaya. Pembawaan gadis itu lembut dan murah senyum. Soa pikir mungkin mereka akan lebih bisa menjadi teman dibandingkan bos dengan bawahan.

Kalevi meletakkan kedua tangannya di pundak Soa dan mendorong lembut wanita itu ke arah pintu mobil.

“Bertanyalah lebih banyak dalam perjalanan kalian. Atau kalian akan kesiangan,” ujar Kalevi menyadarkan Soa untuk tidak lupa waktu.

“Tapi kan aku belum bilang menerimanya,” protes Soa.

Lihat selengkapnya