“Lagi-lagi kau memperlakukanku seperti nyamuk!” protes Kalevi. “Biasanya kau tidak pernah mau kalah.”
Soa lantas melirik Kalevi. “Kau sepertinya menikmati pertengkaran kita.”
Sekarang giliran Kalevi yang terdiam.
Tak lama kemudian Soa teringat sesuatu. “Tuan Besar – jadi langkah apa yang kau ambil sekarang tentang hubunganmu dengan Megha?"
Kalevi tercengang oleh pertanyaan itu. “Aku mau tidur dengan suasana hati yang tenang, lantas kenapa kau merusaknya?"
“Suka tidak suka kau harus menghadapi pertanyaan ini kapan pun.”
“Dasar berisik! Untuk apa kau bertanya sementara kau tahu jawabannya.”
“Ja – jadi. Berakhir begitu saja?”
“Begitu saja kau bilang? Aku sudah sangat berusaha mempertahankannya! Tapi dia tetap saja keras kepala. Dia betul-betul sudah ter racuni!”
Soa merasa ada yang mengganjal dalam situasi mereka. “Kalau akhirnya kau dan Megha putus. Berarti – kita tetap bisa mulai mengurus perceraian dan batal menjadi tumbal bukan?"
Kalevi terhenyak lagi oleh pertanyaan Soa. Lidahnya kelu, mendadak ketegangan muncul di batinnya.
“Kenapa kau diam?” selidik Soa.
“Ya – aku masih sanggup melawan kakakku agar bisa menceraikanmu.” Kalevi menggaruk belakang telinganya yang sebetulnya tidak gatal sama sekali. “Tapi soal penumbalanmu –“
Soa mulai senang, sekaligus semakin penasaran oleh kata-kata Kalevi yang terhenti. Ia pasang betul-betul pendengarannya, takut ada satu kata saja yang terlewati.
“Soa itu –“ tatapan Kalevi pada Soa tak fokus, ia terkesan takut mengutarakannya.
“Apa?” Soa semakin tak sabar.
“Ma – maafkan aku. Aku tak bisa membantumu, karna aku tidak mengenal Raja Osbert.”
“APA KAU BILANG?!” suara itu terdengar begitu nyaring. Kalevi sampai menutup telinga dengan satu tangannya.
“Aku tahu aku salah! Aku hanya berniat memperalatmu untuk membantuku menemukan Megha. Tapi nyatanya dia malah meninggalkanku.
“Kupikir jika nantinya perceraian kita bisa membantumu ikut lari dari penumbalan itu, tentu akan baik. Jika tidak – maka aku akan lepas tangan.”
“Dengan kata lain kau tidak bersungguh-sungguh ingin membantuku walau kau sudah mendapatkan Megha?!”