Hampir-hampir mug berisi cokelat hangat di tangan Soa terjatuh. Kalevi yang melihat tangan Soa bergetar langsung saja meraih mug itu dan meletakkannya di atas meja.
Saat itu Soa dan Kalevi sedang menikmati sore dengan secangkir cokelat hangat. Televisi yang menyala tiba-tiba saja meliput sebuah berita terkini yang mengatakan bahwa selama ini cerpen dan novel yang telah ditulis Soa merupakan hasil plagiat. Bahkan mereka juga menghadirkan dua orang narasumber yang mengaku bahwa salah satu karya Soa adalah karya mereka.
“Soa, tenangkan dirimu.” Kalevi meraih punggung Soa lalu menggiringnya pelan untuk duduk pada kursi di depan mereka.
“Kenapa ada pemberitaan seperti ini?” ucapnya sama sekali tak menyangka.
Kalevi turut kembali duduk di kursinya tepat di depan Soa. “Ini pasti ulah keluargaku,” ucap Kalevi kemudian. Sikapnya jauh lebih tenang dari Soa.
“Apa katamu?! Keluargamu?!” Soa mulai larut dalam amarahnya.
“Iya. Mereka tidak hanya bisa membunuh secara fisik tetapi mereka juga mampu membunuh kesanmu di mata masyarakat. Tentu kejahatan sosial ini akan lebih menyakitkan. Kau hidup namun kau menerima kebencian dan cacian orang-orang.”
“Tetapi itu murni hasil kerja kerasku!!! Kenapa mereka harus mencampurinya juga?!!”
“Karya itu memang hasil kerja kerasmu, Soa. Tetapi dengan popularitasnya, kau pikir siapa yang membuatnya?”
“Ja – jadi?!”
“Banyak peran keluargaku di dalamnya Soa. Tentu kau tidak lupa kalau mereka menguasai media dan berbagai perusahaan di Denzel. Aku menyadari hal ini saat aku tahu siapa saja yang terlibat dalam urusan karyamu.
“Sial!!! Jadi aku tertipu oleh mereka!”
“Molly pasti sudah mendengar gugatan ceraimu. Aku sudah bilang kan, aku tidak bisa lama-lama menyembunyikan ini dari Marvel. Jadi ini pasti balasan Molly untukmu.”
“Ini gila! Ini betul-betul gila!!!” kedua siku Soa bertumpu di atas meja, telapak tangannya memegangi kepala seraya tertunduk ruwet.
“Kau harus kuatkan dirimu,” ujar Kalevi tak ingin Soa berlarut-larut kacau.
Seketika ponsel Soa berdering. Ia langsung saja mengangkat dengan kesal saat tahu panggilan itu ternyata berasal dari Molly.
Molly sangat puas karena Soa sudah mendengar berita buruk tentang dirinya sendiri. Maka dari itu ia ingin Soa menemuinya di rumah. Tentu saja tanpa perlu berpikir panjang Soa menyambut keinginan yang terkesan perintah dari wanita paruh baya itu.
Dengan kecepatan cukup tinggi Kalevi mengemudikan mobilnya untuk mengantar Soa kembali ke mansion. Kekhawatiran sangat menggebu di dalam hati pria itu. Ia berharap apa pun yang akan Molly katakan, Soa tetap teguh pada keputusannya untuk melakukan perlawanan terhadap Molly dan melepaskan diri dari ikatan keluarga Jorell.