Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #157

Serunya Tatap Muka | 157

“Ya, mereka benar. Aku sedang mengisi waktu kosongku sampai Yang Mulia memberiku pasien baru.”

“Ho... Andel. Aku tidak ingin diam-diam kau berharap kalau Soa akan berubah pikiran dan mengambil misinya.”

“Tidak. Aku sadar dalam hal itu aku sudah gagal. Bukan dia orang yang tepat untuk menghancurkan batu Halvor.”

“Lalu kenapa harus Soa yang kau pilih? Untuk apa kau masih mendampinginya? Berperan menjadi asisten pribadi, bahkan kudengar kau melindungi dia dari hantu itu yang ingin menerobos tidurnya. Hem! Aku tidak yakin kau cuma sekedar mengisi kekosongan waktumu sampai menemukan pasien baru. Kau terlihat sangat berusaha.”

“Tidak ada salahnya aku bersungguh-sungguh, kan? Nama Soa bersuara di kalbuku. Aku hanya mengikuti suara ini saja. Lagi pula Yang Mulia tidak keberatan.”

“Bagaimana jika dia mengecewakanmu lagi?”

“Kenapa kau berpikir dia akan mengecewakanku? Aku di sampingnya berdiri sebagai Mona yang bekerja dan menerima gaji darinya. Bukan lagi sebagai Andel yang memberi misi untuknya. Lantas untuk apa aku kecewa jika dia sampai memecatku karena pekerjaanku yang buruk? Aku tidak berharap apa-apa soal karier. Dan tentang bantuan ajaib yang kuberikan itu, kembali kukatakan kalau aku hanya sedang mengikuti suara kalbuku.”

“Memang apa yang ada di kalbumu ketika roh tersesat itu ingin menerobos alam bawah sadarnya?”

Andel terdiam seketika. Ia lantas menatapi kemasan botol air mineral ditangannya. Ada gambar sebuah keluarga yang sedang berkumpul sambil masing-masingnya meminum segelas air di sana.

“Perlindungan,” ucap Andel kemudian. Lalu kembali mengarahkan mata kepada Mirron seraya mengembangkan senyum lembutnya. “Yaa, perlindungan. Saat itu aku terpanggil untuk melindungi Soa.”

Andel merasa sudah cukup membicarakan hal ini kepada Mirron. Ia lantas berbalik badan, hendak meninggalkan teman sesama malaikatnya itu menuju kasir untuk membayar dua botol air mineral yang diambilnya dari showcase.

“Berjanjilah untuk tidak bersedih!” ucapan Mirron yang terdengar agak meninggi tiba-tiba saja menahan langkah kaki Andel. Membuat malaikat itu terdiam di tempat, memaku membelakangi Mirron memikirkan ucapannya.

“Kini kau hanyalah orang lain untuknya, Andel. Disaat perpisahan kalian selanjutnya tiba, berjanjilah untuk tidak bersedih karena dia tidak pernah tahu tentang jati dirimu yang sebenarnya.

Lihat selengkapnya