Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #170

Didikan Ayah Masa Lalu | 170

“BERAPA KALI AYAH KATAKAN, JANGAN KAU BERSIKAP LEMAH DI DEPAN ORANG-ORANG MISKIN ITU!”

“Ayah, aku hanya –“

“Ayah memintamu untuk melihat apa yang terjadi di bawah bukan untuk mengasihani mereka tapi justru agar kau berlatih kuat di depan mereka!!!

“Bisa-bisanya diam-diam kau memberi mereka keringanan membayar, bahkan beraninya kau meminta Bob untuk menghapus hutang-hutang mereka dari catatan perusahaan!!!"

“Tapi mereka sungguh-sungguh tidak bisa membayar pinjaman, Ayah. Bagaimana mungkin aku harus terus menyiksa mereka dengan bunga-bunga itu padahal menurut hitungan pokoknya saja mereka sudah dapat melunasinya. Jika aku terus saja menagih bunganya, mereka tidak akan pernah bisa mandiri menikmati hasil kerja mereka sepenuhnya.”

“KAU MASIH BERANI MENJAWABKU!!!

“INGAT SANCHO! JERAT HUTANG INILAH YANG MEMBUAT MEREKA MASIH MAU TUNDUK PADA KELUARGA KITA!!! JERAT HUTANG INILAH YANG MEMBUAT MEREKA MASIH HARUS BERGANTUNG PADA KITA!!!

“APA KAU INGIN MENGHILANGKAN KEKUASAAN KELUARGA KITA DENGAN MEMBIARKAN MEREKA MANDIRI?!!

“JANGAN BERPIKIR GILA!

“SEKALIPUN MEREKA MEMILIKI HASIL PERDAGANGAN YANG MELIMPAH, KITA TETAP HARUS MEMBUAT MEREKA TIDAK BISA MELUNASI HUTANG-HUTANGNYA! CEPAT ATAU LAMBAT KITA HARUS MENGAKUISISI PERUSAHAAN MEREKA! KITA HARUS MEMPUNYAI KENDALI ATAS DIRI MEREKA DAN SEMUA YANG MEREKA MILIKI!

“INGAT ITU!!!

“JANGAN GUNAKAN NURANIMU ATAU KAU AKAN TERSINGKIRKAN BERSAMA MEREKA!!!”

Begitulah Boman mendidik seorang Sancho. Soa ingat sekali kalau pertengkaran itu terjadi saat usianya sebagai Sancho menginjak 18 tahun.

Berawal dari empat tahun belakangan. Di umur Soa sebagai Sancho yang ke 14 tahun, ayahnya sudah mulai memperkenalkan ia pada bisnis keluarga yang di jalankan. Selama sang ayah masa lalu mengajarkan bagaimana bisnis keluarga berjalan itulah, mata Sancho mulai terbuka pada ketidakadillan yang diciptakan.

Soa ingat kalau waktu itu ia sempat menyampaikan rasa keberatannya pada sang ayah dan berharap pria itu mau mengubah sistem yang lama agar menjadi lebih manusiawi. Namun sayang sang ayah sama sekali tidak mengindahkan usulannya. Pria itu justru mewanti-wanti dirinya untuk tetap pada jalur yang sudah terbentuk turun-temurun.

Lihat selengkapnya