Sepanjang perjalanan Soa tak kuasa menahan air matanya. Hatinya perih melihat ibunya bisa bersikap keras seperti itu padanya. Padahal ia ingin sekali meninggalkan jejak indah kalau-kalau perpisahan selamanya di antara mereka sampai terjadi.
“Daniel, pinggirkan mobilnya.”
“Baik, Tuan.”
Tepat di saat mobil mereka memasuki area jembatan sungai Arandra. Kalevi meminta Daniel memarkirkan mobil sejenak, dan mengajak Soa untuk turun dan berbicara di luar.
Soa yang agak kebingungan mengusap air matanya lantas segera turun menyusul Kalevi berdiri di sisi pagar jembatan.
“Apa jawabanmu mengenai pertanyaanku semalam, Soa?” Kalevi langsung saja memberi kejutan lewat ucapannya.
Pikiran Soa sempat terhenti. Ia tak mengira Kalevi akan bertanya di saat seperti itu. Walau pun bukan berarti ia tidak memiliki jawabannya.
Soa memandangi sungai jernih yang mengalir di bawah mereka. Arusnya yang begitu tenang, seakan turut serta menghanyutkan pikirannya pada malam ketika ia mengaku tidak ingin kehilangan Kalevi. Wanita itu menghela nafas dalam-dalam. Sekelumit keraguan di hati ia babat habis-habisan agar tak tumbuh teguh menyingkirkan niat mulianya.
“Maafkan aku, Tuan Besar. Aku tidak bisa.”
Sunyi mencekam tiba-tiba. Begitulah yang terjadi di antara keduanya, kala jawaban pasti itu terlontar dari bibir Soa.
Lama tak ada balasan dari diri Kalevi, pada akhirnya hanya membuat rasa kebingungan Soa terpancing. Wanita itu pun mengalihkan pandangannya menuju suami yang sempat ingin ia miliki.
“Apa amarahmu bertambah padaku?” tanya Soa ragu-ragu.
Kalevi berbalik memberi tatapan lembut kepada Soa. Ada senyum tipis yang ia kembangkan dari bibirnya.
“Tidak, Soa. Justru aku lega mendengar jawabanmu.”
“Sungguh?”
Kalevi mengangguk yakin. Ia lantas kembali memandangi hamparan luas di depannya.
“Berjalanlah terus, Soa. Maafkan keegoisanku yang tiba-tiba saja muncul untuk menghalangimu. Kaulah yang terpilih untuk menghancurkan kekuasaan mereka. Seharusnya aku tidak merayumu sementara di luar sana ada banyak ribuan jiwa menginginkan kebebasan dari belenggu panjang.
“Kau harus menghentikan ini semua, Soa. Menghentikan ketamakan ayahmu yang semakin rela mengorbankan apa pun. Menghentikan cinta buta ibumu pada ayahmu, dan menyelamatkan masa depan Ken dari jerat persekutuan itu.