Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #180

Hai Hanna | 180

Selesai acara dan sedikit beramah-tamah dengan para tamu undangan lainnya. Soa akhirnya berpisah dengan Molly. Daniel datang untuk menjemputnya sementara sang kakak ipar langsung menyusul suaminya bersama Marvel.

“Kau langsung pulang?” Molly sempat bertanya pada Soa sebelum mereka menaiki mobil masing-masing.

Agak ragu Soa menjawab, namun sesungguhnya ia penasaran akan reaksi Molly. “Sepertinya... aku ingin menemui temanku terlebih dahulu.”

“Temanmu? Zoe, Hanna, dan Dori?” Tak Soa duga Molly menghafal nama mereka.

“Ya. Tidak apa-apa, kan?”

Molly tersenyum lepas. “Tentu saja itu baik. Bahkan kau bisa membantu mengubah nasib mereka dengan bergabung bersama kita.”

Soa tersentak seketika. Namun ia buru-buru mengaburkan rasa terkejut sekaligus geram dari wajahnya. Sungguh ia berpikir Molly sudah gila, bagaimana mungkin ia akan menjerumuskan ketiga temannya ke dalam api yang membara.

“Oh – ya! Sepertinya aku harus mulai memikirkannya,” balas Soa terpaksa.

“Tentu, Sayang.” Begitulah sedikit percakapan yang terjadi sebelumnya.

Rindu bertubi-tubi mendera Soa. Ia penasaran bagaimana dengan reaksi teman-temannya jika ia datang. Semula Soa tidak berkeyakinan penuh untuk menjumpai mereka, akan tetapi keinginannya telah begitu besar untuk berjumpa sebelum batu terkutuk itu hancur. Ditambah dengan reaksi Molly yang sempat ia dapat, walau jawaban Molly mengesalkan tetapi itu menjadi tanda bahwa Soa kini bisa merasa aman menjumpai mereka. Alhasil ia pun akhirnya memerintahkan Daniel untuk mengantarnya ke rumah Hanna terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah Zoe dan Dori.

Selang beberapa waktu, Soa sudah melihat Hanna ternganga karena mendapati kehadirannya di depan pintu rumah. Tanpa banyak kata ia langsung mendapat pelukan hangat dari temannya yang bijak itu, dan tentu saja balasan yang sama ia dapatkan. Perjamuan dari Hanna begitu hangat, gadis itu langsung membawa Soa ke ruang santai estetisnya. Tak lupa secangkir teh dan sedikit camilan menyusul terhidang di sana.

“Kami sudah menerima suratmu, Soa. Hanya saja... kami bingung harus bagaimana menghubungimu. Jauh sebelumnya seseorang pernah datang mengancam kami agar tidak mendekatimu lagi.”

Lihat selengkapnya