Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #185

Aku Tidak Akan Menyerah | 185

“Lihatlah, Felix! Anakmu sudah menegaskan bahwa dia tidak akan pernah sepihak denganmu. Oleh karena itu – tentu kau harus melakukan apa yang sudah kita sepakati.”

Soa tidak mengerti apa maksud ucapan Daiva. Ia putuskan tak peduli, saatnya semakin dekat, kembali ia mengambil ancang-ancang.

“CUKUP, SOA!” Felix kembali membentak. Ia bergerak mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya.

Terbuka lebar mata Soa. Detak jantungnya seakan terhenti, melihat sang ayah mengeluarkan sebuah senjata api dan mengarahkan padanya.

“A – ayah. Kenapa?” meleleh tangisan wanita muda itu.

“Maafkan Ayah. Ayah tidak ingin kehilangan apa yang sudah Ayah dapat. Sudah begitu banyak yang Ayah korbankan hingga bisa sampai di sini.”

“Termasuk mengorbankan Gensi dan Edzard maksud Ayah!”

Felix begitu terpukul dengan perkataan putri keduanya. Ucapan Soa mengingatkan ia pada kesedihan lama. Ya, ia bisa membohongi putrinya tetapi tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia menyetujui kematian mereka. Sekejap menitik pula air mata pria itu.

“BERHENTILAH BERSIKAP LEMAH, FELIX!” Daiva yang muak mematahkan kesedihan Felix.

Felix kembali terfokus pada Soa. “Jangan paksa Ayah melakukannya, Soa. Jangan-paksa-Ayah.”

‘DING DING DING DING’ 

Jam besar itu berbunyi menunjukkan angka dua belas. Soa mencengkeram kuat batu itu, dan kembali mengangkat Halvor tinggi-tinggi. Melihat aksi putrinya, Felix pun tidak tinggal diam turut bersiap mulai menarik pelatuk senjata apinya. Sementara Daiva dan Molly lebih terkesan santai melihat lakon di depan mereka.

‘DING DING DING DING’

Soa menarik nafasnya dalam-dalam. Ia sadar nyawanya di ujung tanduk, tetapi menyerah bukanlah sesuatu yang menarik hatinya lagi. Wanita itu semakin bersiap membanting keras Halvor.

“Aku... menyayangi, Ayah. Maafkan aku, Ayah!”

Terbuka lebar mata mereka bertiga, seiring dengan gerakan keras tangan Soa.

“SOAAAAAAA!!!”

DOMM!!! – suara bantingan Halvor memenuhi ruang sekaligus membungkam teriakan Felix. Keempat pasang mata seketika terpaku pada batu itu. Halvor menunjukkan keanehan, ia tidak terpental apa lagi pecah, benda itu hanya berputar-putar di tempat dan sesaat kemudian memancarkan cahaya menyilaukan.

Lihat selengkapnya