Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #191

Grazian | 191

‘Pernahkah kau sekali saja bertanya. Apakah kau sudah mengetahui dunia ini seutuhnya?

Pernahkah kau menduga. Bahwa apa yang mereka sebut dunia misteri, ternyata ada di dekatmu tanpa kau sadari?

Pernahkah kau mengira, bahwa ada jiwa-jiwa yang meronta dan terbelenggu di luar sana?

Berpikir, bahwa tidak setiap manusia memiliki persoalan sederhana?

Atau, pernahkah sekali saja rasa penasaran menarik tanganmu seperti bocah yang mengajak bermain untuk menembus batasan dari ruang yang kau tempati?

Tak pernah sekalipun aku menerka, bahwa aku akan menjumpai dunia mereka. Sebuah dunia yang hidup di dalam ruang luas entah di mana bisa menjumpai batas. Tak tersentuh, tak mampu ditangkap kamera, hanya mampu digambar oleh goresan kata.

Semua berawal dari sebuah tempat yang mereka beri nama ...

Grazian.

Pertama kali aku melihatnya, bangunan itu begitu megah. Tinggi berlapis-lapis mirip sebuah kastel.

Arandra bilang, bangunan ini berada di atas puncak sebuah gunung hijau. Akan tetapi aku sama sekali tidak melihat daratan dari gunung itu.

Arandra juga bilang, bangunan ini dibentuk oleh tangan penguasa sihir. Terbuat dari inti batu-batu indah di bumi. Paduan keindahan dan kemewahan sengaja ditonjolkan di sini. Tak ada satu pun bangunan lain, yang ada hanyalah istana Grazian.

Grazian tidak dapat ditembus oleh raga padat yang kau miliki, karena Grazian dibangun pada dimensi yang berbeda. Ia dekat di tengah manusia bernyawa, namun begitu halus tak mampu di tangkap mata mereka. Tetapi jika kau sampai berhasil menemukan pintu untuk bisa masuk ke istana Grazian, tak perlu berharap banyak untuk bisa kembali ke dunia nyata. Jika perlu matikan saja harapanmu, tak ada jalan pulang, kecuali melalui pertempuran besar. Itu pun jika kubumulah pemenangnya.

Istana Grazian di kelilingi taman yang memiliki tumbuhan dan hewan yang tak lazim.

Sedikit saja kubuka, ada bunga-bunga mawar hitam yang tak berduri, pohon-pohon dengan dedaunan serta rerumputannya yang berwarna putih, persis seperti salju terhampar.

Burung Elang Harpy yang ganas juga bisa kau temukan di sana, dan angsa berwarna emas yang selalu sibuk berenang di tengah danau hitam.

Oh! Jangan coba-coba kau membuat Elang itu marah, atau lewat sorot matanya ia akan memberi rasa sakit bukan main yang membuat kau ingin mati untuk kedua kali.

Lihat selengkapnya