Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #197

Hukuman Raja | 197

‘Krekk’

Pintu megah ruang singgasana terbuka. Arandra berbalik badan, dan didapatinya Soa berdiri di depan pintu itu. Dengan langkah anggun namun wajah sama sekali tidak menunjukkan kehangatan seperti sebelum-sebelumnya, ia lihat Soa berjalan mendekat.

“Soa,” sapa Arandra tidak lama kemudian, setelah wanita itu berdiri tidak jauh darinya. Sayangnya Soa tidak peduli, sama sekali mata indah itu tidak memberikan sorot cintanya.

“Kau sudah di sini, Nak. Aku rasa kita tidak perlu berbasa-basi lagi,” sambut Raja Osbert yang masih terduduk tenang di kursi takhtanya. “Sekarang katakan. Apa penyelesaian yang kau inginkan dari permasalahan ini? Aku ingin Arandra juga mendengarnya.”

Soa menatap sang raja. Ada kesan penuh harap pada wajahnya agar Osbert betul-betul melaksanakan apa yang sudah ia katakan saat mereka berbicara empat mata.

“Aku ingin dia dimasukkan ke rumah tahanan, Raja.”

Arandra terbelalak tiba-tiba. Ia tidak menyangka Soa akan setega itu meminta dirinya dihukum oleh Raja.

“Soa apa maksudmu?!”

Soa menoleh perlahan kepada Arandra. Tatapannya tajam bak belati. Seakan menegaskan pada pria itu bahwa tidak ada lagi pribadi Soa yang biasa ia temukan di sana.

“Aku juga ingin semua yang Raja janjikan kepadanya diberikan kepadaku.”

Arandra memasang mata menyelidik. Memberi pesan tersirat untuk memahami maksud Soa lebih jauh.

“Berikan aku setengah dari kekuatan Raja!” perkataan Soa lagi-lagi menghantam keras perasaan Arandra. “Buang dia ke dalam penjara dan jadikan dia kembali menjadi roh yang lemah!”

“So – Soa?”

“Dari permintaanmu... apakah itu menegaskan pernikahan kalian batal?”

“Tentu, Raja. Untuk apa aku menikah dengan pria yang menghianatiku. Aku berdarah murni, sungguh ini penghinaan besar!”

“Soa!!! Kenapa kau bertindak sejauh ini kepadaku?!!”

Soa mendengus meremehkan. “Apa kau tidak berkaca Arandra? Apakah harus kuberitahukan bahwa perbuatanmu sudah sangat melukaiku?! Aku sudah berkorban sejauh ini, tapi apa yang kau lakukan padaku?! Kau hanya memberi perasaan semu! Kau hanya berambisi pada kebebasanmu!!!”

Arandra melirik tajam kepada Raja Osbert. “Kau berhasil memanfaatkan kesempatan ini, Osbert! Kau berhasil mempengaruhinya!!!”

Lihat selengkapnya