“Dahulu kala, sekitar dua ratus tahun yang lalu. Salah satu tentaraku berhasil mencuri isu dari langit.”
Kejutan pertama Osbert beri. Rakyat dan sebagian para petinggi seketika takjub, ternyata tentara Luis mampu melakukan hal sejauh itu.
“Sebuah berita hangat sedang beredar di sana. Bahwa suatu hari nanti akan ada seseorang yang berani menjadi perwakilan langit, yang ditugaskan untuk menghancurkan Batu Halvor. Dia adalah sosok yang berbeda dari siapa saja. Raganya berpihak pada Grazian namun hatinya berpihak pada langit. Lewat ialah Grazian akan musnah.”
Hampir seisi Grazian tercengang saling melempar pandangan.
“Mendengar berita yang hanya bisa kudapat sepotong itu, aku pun menggunakan kekuatanku. Aku berusaha sekuat tenaga agar aku mampu membaca masa depan, jauh hingga ratusan tahun ke depan. Aku ingin bisa melihat apa yang mereka katakan dan mencegahnya.
“Berkali-kali aku menggunakan kekuatanku untuk menerawang, berkali-kali juga aku gagal. Hingga suatu hari, aku menemukan secercah petunjuk. Penerawanganku sampai pada satu titik, di mana aku melihat sosok wanita yang dengan berani membanting keras batu Halvor.”
Mendengar sepenggal cerita Raja Osbert. Soa bertanya-tanya di dalam hati, apa kah yang Osbert lihat adalah dirinya?
“Aku berusaha mencari siapa wanita yang kulihat dalam penerawanganku. Aku mencarinya di dunia manusia, dan juga mencarinya di dunia Grazian. Aku mengawasi setiap gerak-gerik pengikutku. Tidak terkecuali yang sedarah denganku. Namun sayang hasilnya nol besar. Aku tidak juga menemukannya.
“50 tahun setelahnya. Aku yang mulai lelah mencari, tiba-tiba saja mendapat informasi bahwa ada seorang wanita di kota Melvin yang sangat mirip dengan wanita pemberani itu. Dan wanita itu bernama – Molek.”
Soa kaget bukan main mendengar hal itu.
“Setelah aku melihat wajahnya lewat cermin ajaibku, aku sungguh yakin bahwa dialah orang yang selama ini kucari. Aku pun memerintahkan salah satu keturunanku untuk menikahinya agar aku bisa menundukkannya. Namun apa daya, justru keturunankulah yang terpikat padanya.
“Keturunanku yang malang, Sancho Jorell. Bahkan kisah cintanya dengan wanita itu membawa pada sebuah tragedi. Cucuku membunuh Molek yang ia cintai dengan tangannya sendiri. Setelah pembunuhan itu, cucuku pun menghilang dari keluarga besar Jorell yang aku yakin akibat kekecewaannya.
"Aku sama sekali tidak mampu menemukan jejak cucuku lagi. Sialnya aku pun tidak bisa menyeret roh Molek ke sini karena ia belum berjanji setia.
“Sungguh aku telah menyesali keputusanku. Kalaulah saja aku tidak menjodohkannya dengan wanita itu. Pastilah aku tidak perlu kehilangannya.” Osbert menatap ke arah Soa.
Soa sadar apa maksud tatapan itu. Ia hanya terdiam, memikirkan apa yang di tangkap oleh Osbert mengenai pelarian dirinya dulu.
“150 tahun berlalu. Aku yang sudah berkeyakinan bahwa cucuku Sancho telah mati. Sangat menantikan kelahiran keturunanku itu kembali. Namun betapa terkejutnya aku, saat yang kudapati adalah berita tentang kelahiran Molek.
“Aku bertekad agar dia tidak lolos lagi dariku. Aku sungguh-sungguh ingin membalaskan rasa sakit hatiku padanya yang telah berani menginjak-injak harga diri keturunanku, menginjak-injak harga diri keluargaku, dan tentu saja membalas perbuatannya yang sudah mengganggu ketenangan Grazian.
“Ada sebuah rahasia yang selama ini tidak pernah kubagikan. Tidak banyak orang yang tahu, bahwa Molek pernah berusaha menghancurkan Batu Halvor.”
Soa kaget lebih hebat dari sebelumnya mendengar cerita Osbert kali ini. Sama seperti penduduk Grazian lainnya, entah sudah yang ke berapa kalinya ia dibuat terkejut terus. Soa sama sekali tidak menduga Molek bisa sebegitu beraninya. Ia jadi bertanya-tanya di dalam hati, apakah Molek juga sebetulnya pembawa misi?
“Namun ketidaktahuan Molek dalam menghancurkan Halvor membuatnya gagal. Ia tidak sadar, bahwa ia tidak dapat melakukan hal itu sendiri. Dia ternyata masih minim pengetahuan akan hal itu. Itu sangat menguntungkan kerajaan.