“Hiks! Kenapa mereka bisa setega ini pada Soa kita?” Hanna menangis sesenggukan. Ia berlutut di depan pusara sahabatnya.
Dori yang juga tak kuasa menahan sedih turut berlutut di samping Hanna. Tetesan air matanya tak kalah meluap dengan teman sebayanya. “Maafkan aku, Soa. Harusnya dalam situasi gawat begitu aku tidak menciptakan permusuhan di antara kita. Aku begitu mudah menjauhimu hanya karena aku tidak menyukai keputusanmu. Padahal di saat itu kau sangat membutuhkanku. Aku telah sengaja membiarkan kita renggang. Maafkan aku, Soa. Maafkan aku, hiks!”
Zoe tidak tahan melihat kedua sahabat perempuannya berlutut menangis sesenggukan begitu. Ia pun ikut menurunkan badannya, merangkul mereka berusaha menenangkan, walau bagi diri Zoe sendiri hal itu tidaklah mudah. “Tenangkanlah diri kalian. Soa pasti juga tidak suka jika kalian bersedih seperti ini.”
“Aku jahat, Zoe. Hiks! Soa pantas membenciku!”
“Tidak, Dori. Percayalah padaku, Soa sangat menyayangimu. Kau ingat? Aku sudah mengatakan padamu saat aku tersambung telepon dengannya.
"Ya, Dori. Soa sudah menghapus segala amarah dan keegoisannya. Dia ingin kita kembali utuh."
Sendu mereka di dekat pusara telah menutupi pagi yang cerah. Hujan air mata dari para teman setia yang mencintai Soa menjadi sebuah pesan kepada langit, agar mengganti saja hujan hari ini dengan matahari terik supaya bisa mengeringkan air mata mereka. Meski mereka tentunya juga sadar, matahari hanya bisa mengeringkan tetesan tangis yang berada di luar, namun tidak dengan tangis yang berada di dalam. Hati mereka tetaplah berduka.
“Maaf, mungkin aku sudah membebani kalian dengan apa yang kukatakan,” Kalevi kembali memulai percakapan.
“Anda sudah benar, Tuan. Berita ini sangat penting untuk kami dengar,” Max langsung menjawab. “Terima kasih atas ketersediaan Anda untuk membuka kebenarannya. Kami tahu sangat sulit bagi Anda untuk menceritakan malam itu kembali.”
“Tidak apa-apa, Max. Aku memang sangat ingin membuka kebenarannya pada kalian. Hanya saja aku selalu tertahan oleh keraguanku.”
“Lantas apa rencana Anda saat ini, Tuan?”