Petang Sudah Melayang

Mfathiar
Chapter #2

Bab 2

SEKOLAH adalah tempat untuk belajar dan menuntut ilmu agar kehidupan di masa depan menjadi lebih baik dan cerah. Namun bagi Bayu, definisi dan tujuan sekolah kerap melenceng dari tujuan awal masuk sekolah. Semua baru terasa kesannya di saat terakhir terutama menjelang kelulusannya dari jenjang SMA di salah satu kabupaten di jawa tengah. Segala hal tentang sekolah menjadi kenangan yang paling indah.

Banyak hal yang menyenangkan sekaligus menyedihkan pernah ia alami dan semuanya menurut kata orang akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan sampai tua. Kebiasan gokil, konyol, jorok, dan banyak hal memalukan pernah ia lakukan. Semua terkumpul dalam sejuta fakta anak zaman sekarang.

Bayu memandangi bangunan sekolahnya dari kejauhan. Baru saja ia tiba dari kota karawang dan langsung pergi mengunjungi sekolah. Sengaja ia bernostalgia dengan kenangan masa lalunya terlebih dulu sembari mengingat dirinya yang masih belum terkontaminasi virus jahanam itu. Matahari mulai condong ke barat. Bayu memandangnya dengan sayu. Sebentar lagi petang akan segera melayang. Seperti masa depannya yang telah hilang.

Suara tarikan nafas terdengar bagai sesenggukan sendu baginya. Ia menghirup aroma senja dalam-dalam. Udara pedesaan yang sejuk dan rimbunnya pepohonan mengubah ruang hatinya yang sempit menjadi sedikit lapang. Pelan-pelan ia mengayun langkahnya yang pincang untuk mendekat ke gerbang sekolah. Berjalan di sekitar sekolah adalah tujuannya. Pintu pagar sekolah tidak pernah terkunci. Satu persatu ruang kelas ia lalui hingga tiba di kantin. Tidak ada orang di sekolah sekarang. Ini kan sedang liburan tahunan. Paling hanya penjaga sekolah yang sudah tua. Mungkin juga ia sedang ketiduran di kamarnya.

Bayu menarik nafas panjang. Ia teringat saat mendapatkan ijazah. Lulus dari SMA memberinya rasa lega. Semua kenangan berseliweran di kepalanya. Saat itu ia merasa senang tidak akan berhadapan lagi dengan upacara hari senin, dimana malamnya ia terlambat tidur karena bergadang main bola. Tidak perlu mencontek lagi jika ada ulangan. Ia benci ulangan, apalagi kalau ulangan mendadak yang sering diadakan Pak Syukro, guru sejarah. Kalau sudah ada ulangan, ia berharap bisa pulang sebelum ulangan.

Pelajaran yang paling ia sukai adalah pelajaran kosong, saat gurunya tiba-tiba berhalangan hadir. Walaupun sudah dikasih tugas sebagai pengganti pelajaran, tetap ia tidak mengerjakan, malah memilih untuk mengobrol atau ke kantin bersama teman-teman. Begitu bel istirahat berbunyi, ia akan merasa senang sekali. Sebaliknya, begitu bel masuk kelas berbunyi, ia merasa terlalu cepat waktu istirahatnya berlalu.

Bila libur panjang, ia akan merasa bosan dan ingin sekolah. Sudah masuk sekolah, ia juga bosan ingin libur panjang. Bayu tersenyum sendiri, ia juga tidak tahu apa maunya. Setiap awal bulan ia mencari kalender untuk melihat tanggal merah apakah ada atau tidak. Hal yang paling menyenangkan di kelas bisa saling tertawa dengan teman-teman, bercanda dan mengobrol tanpa memikirkan tugas.

Kebiasaannya waktu jam pelajaran adalah pura-pura ke WC padahal ke kantin. Nanti kembali ke dalam kelas setelah dijewer guru BP yang sedang razia ke kantin. Tapi ia tidak pernah jera karena ia tidak pernah melakukan kesalahan fatal. Senakal-nakalnya Bayu, ia tidak pernah sampai menyebabkan kedua orangtuanya dipanggil ke sekolah. Ia sangat menjaga hal tersebut. Satu inci pun kakinya tidak melanggar batas peraturan yang membuat orangtuanya harus datang ke sekolah. Bila hampir saja kelewatan, ia akan mundur segera. Baginya, kebahagiaan orangtua adalah tujuan hidupnya.

Lihat selengkapnya