Gue aneh, kata mereka. Di saat hampir seluruh dunia menyukai dan mengagumi cowok tampan, gue termasuk pengecualian. Ada begitu banyak kenangan dan luka yang sampai saat ini buat gue percaya bahwa, semakin menarik seseorang, maka akan semakin berbahaya.
Cerita dari orang sekitar juga sangat amat buat gue makin muak dengan cowok tampan. Seperti,
"Anjayy ganteng banget ni cowok, sabi nih gue ajak PDKT." Beberapa bulan berlalu, "Sefia, gue di-ghosting, dia kayaknya cuma manfaatin gue aja. Dia kan gutluking, gue mah keriting, dekil, bau kencing, mana mau dia."
dan ...
"Fi, cowok gue ganteng, ya? Gue bakal kasih dia apapun asalkan dia tetap sama gue." Setahun setelahnya. "Fi, gue hamil, cowok gue ngga mau tanggung jawab dan sekarang dia punya cewek baru yang jauh lebih cantik dibanding gue."
Mama gue pun adalah salah satu bukti nyata yang mengharuskan gue untuk jaga jarak dengan orang-orang yang memiliki ketampanan.
"Ayah tampan sekali, Ma, tapi ... kenapa ayah selalu memukul Mama? Bukankah pangeran tampan seharusnya melindungi princessnya?"
~~~
Hari ini, umur gadis itu 17 tahun.
"Mana petasannya mana!" Gadis itu terus menggebu. Bersembunyi di balik tangga dengan mata yang masih menjuling menatap mangsa.
"Iya, Fi. Sabar. Ini susah banget." Bella mendesis dengan petikan korek yang tak kunjung menyala.
Sefia menoleh ketus. "Ish! Sini sini, biar gue aja!" Ia menggosok pematik korek dan berhasil. Ia segera membakar kedua ujung petasan dan melempar salah satunya tepat di depan kelas XI IPA 1.
"Berhasil!" serunya menarik bahu Bella yang terpengangah gemap.
"Sef, yang lo lempar itu," Bella berucap gugup. "Itu, petasan yang mati tadi." Ia menoleh dengan mata gelagat gentar. "Itu yang nyala, masih di tangan lo."
"WHAT?!" Baru saja Sefia akan melirik genggamannya. Namun ...
Bunyi ledakan itu menggema ke seantero sekolah. Membuat beberapa pasang mata berhasil memperhatikan mereka yang kini tergosong dengan rambut berdiri mengalahkan rekor sapu ijuk.
Sefia melirik Bella yang kini menyengir lebar menghadapnya. "He, gagal lagi kita."
"BELLA!!!"
Dia, Sefia Oktavia. Tak ada yang spesial dari sosok Sefia. Namun biar kuberitahu, ia adalah salah satu siswi di SMA Pelita. Berpenampilan biasa saja. Bermuka datar dengan satu kelebihan, manik coklat yang menyelimut di antara bulu matanya yang lentik. Ia memiliki rambut lurus yang hitam pekat. Memiliki gingsul yang jarang sekali terlihat. Lesung pipi, yang mungkin akan ia kembangkan setahun sekali.