Peti Mati Suruhan

Yovinus
Chapter #13

Maafkan Aku Tunanganku

Kedua orang itu sudah tahu gelagat. Mereka tahu kalau Yudi mempunyai kekuatan supranatural. Sehingga tanpa di perintah dua kali, keduanya langsung masuk ke dalam.

"Hati-hati Yud...!" Desis Berti khawatir. Entah mengapa dia merasa peduli terhadap keselamatan pemuda itu.

Yudi menoleh dan di lihatnya sebuah sinar di mata Berti.

"Ahh...!" Keluh Yudi. Sinar mata itu, sungguh mengandung suatu makna yang dalam. Tetapi Yudi tidak berani menyimpulkannya lebih jauh.

 Apakah dia mencintaiku?

 "Rrreeettt...Kaappp...!" Suara itu menjadi sangat keras dan tiba-tiba di depan mereka telah berdiri sebuah peti mati yang terbuat dari kayu tebelian atau biasa di sebut kayu besi. Sebuah kayu khas Kalimantan yang sangat keras dan bisa bertahan selama puluhan ribu tahun kalau tidak basah.

Peti mati itu besarnya sepelukan orang dewasa dan panjangnya sekitar dua meter. Tutupnya di lapisi anyaman rotan yang di beri warna warni dan di bagian kepala di beri ukiran kepala anjing. Seluruh bagian peti mati itu di beri warna-warni hitam, merah, kuning dan putih. Semuanya sesuai dengan persyaratan peti mati masyarakat Dayak Uut Danum.

"Rrreettt...Kappp...! Rrreeettt...Kappp...!" Peti mati itu membuka dan menutup dan mengeluarkan bau busuk yang mampu membuat orang muntah. Tampaknya suara yang keluar itu adalah hasil dari kelakuan peti itu yang membuka dan menutup.

"Ke sinilah kau iblis. Akan ku baji tubuhmu itu...!" Bentak Yudi sambil menyiapkan anak baji dan gada kayunya.

Peti mati itu seperti bisa mendengar saja. Dia langsung melentik seperti orang salto dan menyerang Yudi. Dengan sigap Yudi melompat ke samping sehingga terjangan peti mati itu hanya mengenai sebuah batang pohon sebesar kepala di belakang Yudi berdiri tadi. Batang pohon itu langsung patah dan rebah. 

Melihat serangannya tidak mengenai sasaran, peti mati itu berputar dan kembali menyerang ke arah Yudi. Kali ini Yudi sengaja memapaki serangan iblis itu dengan anak-anak baji dan gada kayunya. Pada saat peti mati itu meluncur ke arahnya, Yudi bersalto ke atas dan ketika tubuhnya turun dia langsung memukul anak bajinya dengan gada kayu dengan kecepatan yang sukar diikuti oleh mata biasa, 'kkraaaakkk...'

"Aaaahhh...!"Seru Yudi sedikit kaget karena anak bajinya berpatahan ketika membentur peti mati itu. Namun Yudi cepat menyadari jika peti mati itu terbuat dari kayu belian yang sangat keras.

Merasa dirinya unggul peti mati itu lalu berpusing sehingga bentuknya hilang dan yang ada hanya sebuah bayangan bulat panjang dan berdiri.

 Apalagi yang mau dilakukannya? Pikir Yudi tetap dalam keadaan siaga.

 "Hemm!" Desis Yudi menarik nafas panjang. Pemuda ini semakin menyadari jika peti mati ini bukan sembarangan. Karena kemunculannya di luar kewajaran dan di bajipun tidak mempan.

Yudi cepat menyimpulkan jika peti mati ini ada yang menggerakannya. Apa lagi bau busuk yang dikeluarkannya itu sangat aneh. Sebab biasanya hantu peti mati tidak mengeluarkan bau busuk.

Pada saat Yudi sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba peti mati itu menyerang lagi. Yudi yang memang selalu waspada kembali melompat ke samping. Tapi Yudi kecele, sebab peti mati itu bukannya menyerang kearahnya tapi ternyata menerjang ke arah mobil tempat Widodo dan Berti bersembunyi dan tanpa dapat di hindarkan lagi dia meluncur cepat ke arah Berti yang duduk di jok bagian belakang mobil.

Yudi jadi kaget bukan main. Namun sebagai seorang pemuda yang sudah matang ilmu silatnya, dia dengan refleks saja mendorongkan telapak tangannya ke arah mobil sehingga angin pukulan jarak jauhnya membuat mobil itu bergeser ke depan.

Tapi karena hantu peti mati itu sudah begitu dekat, maka tidak semua badan mobil itu terbebas dari serangannya. Sehingga peti mati kayu belian itu menghantam bagian buntut Daihatsu GTL itu dan menghancurkannya.

"Kurang ajar...!" Maki Yudi.

Pemuda ini jadi marah karena serangan hantu peti mati tadi hampir saja mencelakai Berti dan Widodo yang ada di dalam mobil. Dan membuat kedua orang yang berada di dalam mobil itu pucat pasi.

Merasa hal ini bukan main-main, Yudi lalu merapalkan pukulan Tosah Tokorang dalam jurus Petir Membelah Awan dan di susul dengan pukulan Pusuk Ngahtang Lovuk dalam jurus Angin Puting Beliung mengangkat rumah.

Tanpa dapat dihindari oleh hantu peti mati itu, pukulan Yudi menghancurkannya dan pukulan Pusuk Ngahtang Lovuk membuat pecahan peti mati itu tersedot menjadi satu ke atas dan pada saat itu Yudi melancarkan sebuah pukulan Api Pembakar Sukma sehingga serpihan peti mati itu hangus menjadi asap.

"Huekkk...!" Tiba-tiba Berti muntah. Tampaknya bau busuk dan aroma hangus dari peti mati yang hancur dan terbakar itu tercium olehnya.

Yudi cepat meloncat dan membuka pintu belakang jeep, memegang bahu Berti sambil mengurut bagian belakangnya dengan perlahan ke arah bawah.

Lihat selengkapnya