Peti Mati Suruhan

Yovinus
Chapter #17

Ilmu Mistik Yang Melumpuhkan Budicandra

Laki-laki itu lalu berkomat kamit membaca mantera. Lalu dia menggerakan tangannya ke arah ketujuh orang itu dan sebuah sinar merah meluncur. Tubuh ketujuh orang itu tersentak kaget tetapi tidak bergerak.

"Ha...Ha...Ha...!" gelak laki-laki itu senang. "Kalian sudah dalam kekuasaanku."

Laki-laki itu lalu melantunkan suatu senandung di dalam bahasa Dayak Uut Danum. Sebuah senandung dari kesenian Parung dalam episode mengantarkan arwah. Kesenian Parung adalah kesenian tingkat tinggi dan salah satu episodenya adalah untuk mengantarkan arwah orang mati. Inilah bahayanya, arwah siapapun yang di antarkan biarpun masih hidup dia akan mati atau paling tidak tubuh pemilik arwah seperti tak berjiwa.

"Ku antarkan kalian ke dunia orang mati...!" desisnya setelah selesai melantunkan Parung pengantar arwah. Ketujuh arwah itu lalu perlahan-lahan mengabur dan tak lama kemudian menjadi lenyap sama sekali.

"Ha...Ha...Ha...!' arwahmu sudah kuantarkan ke dunia orang mati, Budicandra!" Seru laki-laki itu berbicara sendiri. "Maka tubuhmu sekarang kosong. Tidak ada roh yang ada di sana. Kamu akan jatuh sakit dan ajalmu akan tiba setelah aku merasa cukup puas melihatmu tersiksa. Ha.Ha.Ha...! Puas hatiku sekarang. Aku sudah berhasil membalasnya. Ha...Ha...Ha...!" Serunya tertawa kegirangan.


***

"Hanya karena dia memergoki tunangannya berhubungan intim dengan wanita lain, dia lalu memutuskan tali pertunangan mereka?" Tanya pak Budicandra pada isterinya.

"Betul...!"

"Itukan persoalan kecil, Mam. Kenapa musti diributkan?"

Isterinya memandangnya sambil menggelengkan kepala. Dia sudah tidak mengerti pola pikir suaminya sekarang.

"Kecil? Bagi Berti persoalan itu bukanlah kecil, Pa." Bantah Yanti Geyasinta, nyonya Budicandra.

"Main-main dengan perempuankan hal yang lumrah bagi laki-laki. Mengapa harus dipersoalkan?"

"Jangan kamu samakan anakmu dengan dirimu yang kotor...!" Sergah Yanti dengan nada marah pada suaminya. “Itu persoalan prinsip bagi wanita. Tidak ada wanita normal yang mau diselingkuhi ataupun di madu.”

Nyonya Yanti tahu kalau suaminya selalu main perempuan di luaran. Katanya itu adalah untuk merangsang otaknya di dalam mengelola bisnisnya. Karena dengan main perempuan di luaran, dia merasa dirinya selalu muda dan gairahnya di dalam berusaha selalu menggebu-gebu.

Mulanya nyonya Budicandra tidak bisa menerima hal ini. Baginya suatu perkawinan itu begitu suci. Tapi karena merasa dirinya tidak mampu melarang suaminya, maka akhirnya dia memdiamkan perasaaan hatinya yang sakit itu. Apa lagi kalau mengingat anak-anak mereka sudah pada besar. Dia tidak mau bertengkar dengan suaminya. Walaupun dia menyadari jika sendi-sendi perkawinan mereka sudah rapuh. Bahkan bisa dikatakan sudah hancur.

"Aahh..!" Teriak Budicandra tiba-tiba. Karena dia merasakan seluruh tubuhnya sakit seketika. Rasa kiut miut di sana sini dan sepertinya ada ribuan kalajengking yang menggerogotinya dari dalam.

Pak Budicandra mau bangkit berdiri tetapi tiba-tiba dia terjatuh. Dia mencoba menggerakan tubuhnya, tetapi tidak bisa. Dia sudah menjadi lumpuh seketika.

"Pa...!" Teriak isterinya sambil berdiri dan mencoba mengangkat tubuh suaminya. Tetapi tubuh gendut itu tidak mampu diangkatnya.

Lihat selengkapnya