Peti Mati Suruhan

Yovinus
Chapter #5

Ilusi Erotis Penganggu Berti Mandi

 Berti menutup pintu kamarnya. Dia lalu membuka pakaiannya sehingga tinggal pakaian dalamnya saja yang masih melekat pada tubuhnya. Tubuhnya yang ramping dan putih, sungguh menampakan keindahan dan kesempurnaan ciptaan Tuhan.

Berti menuju ke meja riasnya dan duduk di situ. Di tatapnya cermin yang ada di depannya. Bayangan wajahnya tampak agak pucat. Memang Berti agak kaget dengan rentetan kejadian selama ini. Semenjak dia datang ke pabrik ini, sederetan peristiwa aneh menghadangnya.

Bahkan sewaktu dia masih dalam perjalanan kemari, dia sudah di ganggu oleh monyet-monyet aneh. Untung ada Yudi yang menolongnya. Yudi? Mengingat nama pemuda itu, Berti seperti mendapat kekuatan. Benar, pikir Berti. Mungkin pemuda itu bisa menjawab teka-teki peristiwa aneh ini.

“Kraaaakkk!” Tiba-tiba kaca meja rias di depan Berti retak di tengahnya. Padahal dia tidak ada menyentuhnya. Berti kaget dan kedua tangannya memegang dada. Gadis ini terdiam. Pertanda apa lagi ini? Pikirnya. Apakah karena keadaan terlalu dingin oleh AC split yang dihidupkannya full sampai 16 derajat Celcius? Tapi tidak mungkin. Karena kaca itu sudah berada di situ selama puluhan tahun. Kalau memang tidak tahan dingin, pasti sudah dulu-dulu dia pecah. Atau memang baru sekarang pecahnya?

 Namun Berti lalu memususkan tidak mau terlalu dipusingkan oleh keadaan seperti itu. Dia lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi yang ada di sudut kanan kamarnya. Membuk kran air panas dan dingin. Berty tanpa malu-malu masuk ke dalam bath tube ketika air sudah penuh, dia kemudian membenamkan dirinya ke dalam bak mandi stainlees steel menikmati hangatnya air dingin yang bercampur air panas.

Terasa air yang hangat menyegarkan tubuhnya.Tapi belum juga Berti lama merendam dirinya, tiba-tiba dia seperti mendengar suara orang berbicara. Berti berdiam diri, menyimak. Suara itu jelas sekali terdengar. Seperti berada di dalam kamarnya.

Apakah dia lupa mengunci pintu? Tidak mungkin. Tadi dia ingat benar, setelah masuk ruangan dia menekan tombol pengunci pintu. Tapi mengapa ada orang yang masih bisa masuk. Apa mungkin orang ini mempunyai kunci duplikat? Apakah pencuri? Tapi suara itu sepertinya suara seorang wanita dan seorang pria muda. Tiba-tiba terdengar langkah kaki mereka menuju ke kamar mandi. Berti jadi tersentak. Mereka pasti bisa melihatnya tak mengenakan apa-apa di dalam bath tube. Berti tidak mungkin berdiri lagi, karena tubuhnya akan terekspos dengan jelas.

“Mas, jangan!” Terdengar suara manja seorang wanita.

“Mengapa?”

“Geli!”

“Lalu mengapa mengajak kemari?”

“Mas kok begitu. Ya sudah, kalau tak suka ya pulang saja...!”

“Eit. Segitu saja marah!”

“Habis...!”

“Sudahlah! Lebih baik kita manfaatkan waktu kita. Ayo...!” seru suara yang laki-laki. Tidak ada jawaban dari si wanita. Ter­dengar langkah-langkah kaki mereka semakin dekat. Berti membenamkan tubuhnya semakin dalam, sehingga tinggal kepalanya saja yang timbul dipermukaan air. Nafasnya terasa berat.

“Di sini sepi, ya. Kemana penghuninya?”

“Mereka sedang ke Jakarta!”

Lihat selengkapnya