“Tuan,” panggil seorang pelayan dengan wajah tertunduk patuh. Ia membungkukkan badan sejenak sebagai bentuk hormat pada Mefidi, asisten utama Raja Almos.
“Ya, ada apa?” sahut Mefidi tanpa minat. Apalagi posisinya yang kini tidur di pangkuan seorang wanita penghibur sewaannya.
“Ada kabar penting, Tuan,” ujar pelayan itu masih dengan kepala tertunduk.
Mefidi beranjak bangkit, duduk sempurna di kursi kebesarannya. Ia tampak tertarik dengan berita yang dibawa pelayannya. Dalam diam, ia pun melayangkan kode pada wanita sewaannya itu untuk menyingkir dari singgasana.
“Ceritakan!”
“Mois beserta ibunya sudah keluar dari dinding keselamatan, Tuan.” Portal dunia cermin sering disebut sebagai dinding keselamatan.
Dahi Mefidi berkerut dalam mendengar informasi tersebut. “Bagaimana kau bisa tahu?” selidik Mefidi.
“Salah satu teman hamba telah melihat Mois yang keluar melewati dinding keselamatan seorang diri, lalu disusul oleh ibunya beserta seseorang wanita tua,” jelas pelayan tersebut.
“Wanita tua siapakah yang kau maksud?”
Pelayan tersebut menggeleng pelan. “Belum ada informasi mengenai identitas wanita tua itu, Tuan.”
“Ya, pergilah.”
Pelayan itu mengangguk paham dengan titah tuannya. Ia lekas undur diri dengan membungkukkan badan sejenak. Ia lantas berjalan mundur ke arah pintu. Barulah setiba di sana, ia bisa membalikkan badan.