"Kau mencari apa, Lin?" tanya Bibi Mela kepada Lin, wanita itu seperti mengendus bau sesuatu.
Mendengar pertanyaan Bibi Mela, Lin hanya menoleh sebentar. Ia menatap mata Bibi Mela dengan tatapan yang sendu, sepertinya ia tengah merasakan sesuatu.
"Apa kau mencari Mois?" selidik Bibi Mela dalam pertanyaannya.
Lin mengangguk pelan, ia lanjut mengenduskan hidungnya untuk mencari keberadaan Mois melalui bau yang ditinggalkannya.
"Tak usah mencari Mois, Lin, ia sedang berjalan-jalan dengan anakku, Nema dan Eigo."
Bibi Mela memberi perhatian kepada Lin, ia berharap bisa menenangkan hati wanita itu. Lin menggelengkan kepalanya, ia tidak menggubris ucapan Bibi Mela, kakinya mulai melangkah mengikuti jejak aroma tubuh Mois di udara.
Dengan terpaksa, Bibi Mela mulai mengikuti Lin dari belakang. Wanita itu juga merasakan sesuatu yang tengah dirasakan oleh Lin terhadap anak kandungnya Mois.
Sebagai seorang Ibu, Lin memiliki intuisi yang tajam terhadap anak kandungnya, kali ini ia merasakan firasat buruk, seperti telah terjadi hal buruk kepada anaknya, Mois.
Akhirnya Bibi Mela dan Lin melangkah bersama menyusuri jalan menuju hutan, untung saja Bibi Mela membawa lentera di tangannya untuk persiapan menghadapi suasana hutan yang sebentar lagi akan gelap.
"Pelan-pelan, Lin. Aku di belakangmu!"
Bibi Mela mulai berjalan terengah-engah, kakinya mulai terasa pegal, ia baru ingat bahwa beberapa bulan terakhir dirinya jarang sekali berjalan jauh, kakinya sakit karena terpeleset.
Kali ini Bibi Mela bisa kembali berjalan dengan normal, setelah masuk kembali ke dunia cermin, ia seperti kembali lima tahun lebih muda daripada sebelumnya. Sebab energi di dunia cermin, berbeda dengan energi yang ada di dunia tempat Bibi Mela tinggal, itulah sebabnya ia merasa sehat kembali seperti lima tahun yang lalu.
Angin mulai terasa dingin di kulit, suasana hutan mulai menggelap, Bibi Mela segera menyalakan lentera yang telah ia bawa, hanya dengan menjentikan jarinya dengan mudah ia bisa menyalakan api.
Kekuatannya kini sudah kembali, sejak ia memasuki dunia cermin, Bibi Mela sangat senang. Sudah lama sekali ia menantikan hal-hal yang menyenangkan seperti ini, karena sejak kematian suaminya, Bibi Mela selalu merasa sedih sampai kekuatan sihirnya memudar.
"Hey, Lin. Tungguuuu!" teriak Bibi Mela ketika melihat Lin berlari secepat kilat.
Lin terus berlari tanpa mempedulikan Bibi Mela yang ada di belakangnya, ia merasakan keberadaan Mois semakin dekat. Semua itu berkat indera penciumannya yang tajam.
"Sabar, ya. Kita akan sampai ke rumah sebentar lagi." Eigo berusaha menenangkan Mois yang saat itu tengah digendong oleh Nema.