Seperti pertarungan, menawar dengan anak ketika berbelanja sangatlah alot.
Ibarni mengajak ibu dan ayahnya naik tangga jalan menuju bagian tas dan sepatu yang berada di lantai satu gedung Robinson. Karena store tas dan sepatu dekat dengan tangga naik yang dipakai Ibrani, ia langsung melihat benda yang ingin dibelinya itu. Alih-alih langsung mengambilnya, ia hanya melewati dan langsung meminta naik satu tangga lagi. Ia lebih memilih untuk melihat lebih dahulu harga mainan yang diinginkannya itu.
"Loh, tadi bilangnya ga beli mainan. Kita harus cepat." Kata Rosa ketika melihat Ibrani menghampiri tangga jalan selanjutnya.
"Liat aja Bu." Dalih Ibrani yang sudah pasti tidak dipercaya oleh Rosa yang langsung membesarkan mata lalu memicingkan ke arah anak semata wayangnya itu.
"Bani." Ucap Yosep dengan nada datar.
"Iya Ayah." Jawab Ibrani yang langsung pergi ke arah tas sekolah yang sudah dilihatnya sedari tiba di lantai itu.
"Harganya 65Ribu, Bani mau beli ini." Ucap Ibrani yang membuat orang tuanya mencari tas lain dengan harga lebih murah. Pada tahun itu, harga tas 65Ribu masih termasuk tas yang mahal.
"Yang ini bagaimana mana?" Jawab Rosa membuat penawaran dengan memberikan tas serupa dengan merek lain.
" Tapi warnanya bukan merah."
"Kalau yang ini?" Yosep menyodorkan tas berwarna merah kepada anaknya, menarik badan Ibrani untuk langsung mencoba agar lebih terkesan.
"Bagus kan Bu?" Tanya Yosep kepada Rosa.
"Wah iya, bagus loh. Nanti bisa di besarin lagi kalau Bani naik kelas." Jawab Rosa ikut membujuk.
"Ah gamau, nggak ada tempat minumnya." Keluh Bani sambil melihat tas yang digendongnya.
"Ya sudah yang tadi saja?" Ucap Yosep yang diikuti gelengan kepala yang dilakukan Rosa.
"Cari yang lain dulu, yuk. Siapa tahu ada yang lebih bagus." Bujuk Yosep kepada Ibrani.