Sarti memasukan kunci ke silinder untuk membuka rumah Ibrani, Setelah dua kali memutar beliau menekan engsel dan melebarkan untuk mempersilahkan Ibrani dan Junet masuk lebih dahulu.
"Kok kosong, Bude?" Tanya Ibrani heran saat masuk ke dalam tempat tinggalnya yang hanya tinggal beberapa barang berat saja di bagian ruang depan, televisi, jam, karpet dan beberapa mainan Ibrani saat terakhir kali meninggalkan rumah sudah tidak ada.
Sarti hanya diam karena sesungguhnya Sarti juga tidak tahu apa yang terjadi ketika Rosa pamit dan memberikan kunci kontrakan kepada dirinya semalam. Selain Ibrani, ia pun juga terkejut melihat isi rumah sewa yang ia kelola sudah tidak berisi semestinya. Junet yang mengerti apa yang dialami Ibrani dan Sarti mencoba mencairkan suasana.
"Kalau tidur di sini gerah apa dingin ye?" Tanya Junet sambil meletakan nampan berisi air di atas lemari buffet kecil untuk menaruh televisi.
Ibrani hanya melengos lagi ke ruang dalam tempat anak itu biasanya tidur dengan orang tuanya, Sarti yang mendengar Junet hanya memberikan tawa kaku sebagai respon lalu menyusul ke dalam.
Tak disangka sebuah kasur spring bed yang biasa dipakai Ibrani dan Ibunya tidur sudah tidak ada, hanya ada dipan dan sebuah lemari kayu di ruangan itu. Ibrani lalu membuka isi lemari yang tinggal berisi pakaiannya dan beberapa baju ayahnya.
"Ibu kemana Bude?" Tanya Ibrani menilik Sarti, Sarti yang merasa ditunggu jawabannya menjadi kaku karena harus mencari jawaban secepat mungkin.
"Eengg..." Sarti berpikir berusaha menjawab Ibrani, tapi tak kungjung menemukan ide. Sarti tidak tega jika mengatakan bahwa dirinya juga tidak tahu kemana perempuan itu pergi
Meskipun tidak berada di kawasan persis Pasar Minggu yang mengalami kerusuhan parah, Rumah Ibrani ternyata ikut mengalami perubahan akibat kerusuhan yang terjadi. Rumah yang semula masih berisi banyak barang dan mainan yang berserakan karena masih memiliki anak kecil, Pajangan yang sangat menggambarkan feminim dari kepunyaan Rosa mendadak jadi ruangan yang hampir kosong kurang dari 24jam.
"Ibu kamu pulang kampung, tadi kan abang udah bilang." Kata Junet menimpali mengamani Sarti yang kebingungan.
"Abang kan ga kenal Ibu." Ibrani menjawab alasan Junet.
"Tadi bude yang cerita ke abang junet." Kata Sarti menjelaskan.
"Kemana Bude?" Tanya Ibrani lagi.