Ayah ibu tolong Gendis!
Membangunkan Adel disebelahnya bukan opsi yang tepat untuk Gendis pilih. Kalau sampai Adel bangun, bisa-bisa si perampok malah makin menjadi ganas lalu bagaimana caranya agar si perampok tidak menyadari keberadaannya ataupun penumpang lainnya?
"Kenapa tidak ada orang disini?" tanya si Perampok bertubuh tambun keheranan bahkan tidak ada barang apapun yang tertinggal.
"Bus ini ada penumpangnya kan? lo udah lihat dengan bener?" tanya perampok satunya.
"Udah tadi ada cewek tapi kok nggak ada," bingung si Perampok celingak-celinguk.
"Cek lagi!" perintah Perampok bertubuh tambun.
Gendis semakin meringkuk di kursi tatkala si Perampok berjumlah tiga orang itu mendekati kursinya dan bisikan aneh menyapa ke telinga Gendis.
Pejamkan matamu!
Suara bak desiran angin lembut terus mendengung di telinga Gendis seakan memerintah dan tidak ada pilihan lain Gendis pun menurut. Tidak ada suara, tidak ada langkah kaki terdengar setelah Gendis memejamkan mata. Semuanya sunyi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.
Gendis ingin membuka mata namun suara itu kembali terdengar membuat Gendis urung.
"Sampai kapan aku harus memejamkan mata?" tanya Gendis dalam hati.
Sampai mereka pergi.
Gendis merinding seketika. Perasaan ia bukan anak indigo tapi mengapa sekarang bisa mendengar suara yang entah muncul darimana?
Gendis membuka matanya sebelah lalu melihat keadaan yang ternyata aman-aman saja dan tiga Perampok tadi sudah pergi dari bus tanpa membawa apapun padahal orang-orang sedang tertidur barang-barangnya juga tidak satupun yang diambil. Aneh sekali.
Muncullah Feri dan Fito, keduanya tidak bereaksi apa-apa sehingga membuat Gendis curiga.
"Bang!" Gendis memanggil.
"Kelamaan ya bus-nya nggak jalan? maaf ya neng," Feri meminta maaf.
"Bukan, Abang dari mana?" tanya Gendis.
"Ya... benerin bus sama Fito teman saya," jawab Feri.
"Tadi ada perampok," balas Gendis memberi tahu.
Feri dan Fito terkejut kemudian menempelkan telunjuk dibibir supaya Gendis tidak bicara keras-keras.
Feri dan Fito mengkode agar Gendis pindah sebentar supaya obrolannya tidak terdengar oleh siapa-siapa.
"Kamu melihat tiga perampok?" tanya Fito terkejut biasanya penumpang bus ini tak akan menyadarinya.
"Iya tapi ada suara yang..."
"Iya suara itu suara penjaga bus ini jadi si perampok tidak akan sadar," jelas Feri.
"Maksudnya?" Gendis tidak mengerti.
"Kalau kita memejamkan mata sampai tidur terlelap Perampok itu tidak akan tahu dimana keberadaan kita jadi bus ini terlihat seperti bus kosong, ah iya kamu nggak tidur?
Gendis mengangguk.