Setelah beristirahat beberapa menit, perjalanan kaki pun tetap dilanjutkan. Sekarang energi Adel sudah over power hingga bisa loncat sana-sini sambil menikmati suasana hutan sedangkan Gendis berjalan penuh ambisi berharap segera menemukan plang yang dibicarakan Feri. Ia tak mau harus capek-capek lagi berjalan tiada ujungnya.
"Nama tempatnya apa, Dis?" tanya Evan sambil memelankan langkah.
"Abada, kota Abada," bukan Gendis yang menjawab melainkan Adel sudah berada di samping Evan.
"Adel jangan ngaco! ayah nggak suka," kata Evan memperingatkan.
"Iya Adel jangan ngarang, nanti nilai mengarang bebas kamu terjun lho," timpal Juli ikut menasihati.
Adel mempercepat langkahnya. "Ya udah kalau nggak percaya. Adel cuma memberi tahu."
"Sekalian tempe sama sambelnya ibu masih lapar, Del."
"Mommy!" Adel merenggut kesal.
"Bener kok yah kita bakal ke kota Abada," ujar Gendis membenarkan ucapan Adel membuat Adel tersenyum senang lalu berjalan ke arah Gendis.
Evan berhenti sejenak menoleh ke Gendis juga Adel bergantian sementara Juli tidak mempermasalahkan yang penting liburan bersama keluarga tercinta terlaksana sesuai dengan rencana.
"Maksud kalian apa kota Abada? Bukannya kita mau ke Sindanglaya?" tanya Evan kebingungan.
"Kota Abada ayah," sahut Gendis.
"Kita pulang lagi kalau begitu," ajak Evan berubah pikiran berjalan putar balik.
Adel menghadang jalan Evan. "Nggak boleh. Dad, kita udah jalan jauh masa balik lagi kan jadi dobel capeknya," keluhnya tak setuju.
"Daripada kita salah tempat mending pulang lagi Adel, ya kan Jul, Gendis?" Evan meminta persetujuan.
Namun respon Juli dan Gendis kompak menggeleng.
Evan memijat pelipisnya, bagaimana bisa haluan tempat liburan berubah dalam sekejap dan kenapa anak-anaknya tidak memberitahukan padanya dari awal? kalau begini Evan akan mencari bus lain yang sesuai dengan tujuan liburan keluarganya.
Juli mengusap bahu Evan dan tersenyum manis membuat Evan makin bersalah. "Nggak papa mas, anak-anak juga seneng kok, iya kan?"
"Iya Adel sama kak Gendis seneng kok," seru Adel paling semangat.
"Kamu jangan sedih mas, meskipun beda nama tempatnya kan tujuannya sama yaitu liburan," hibur Juli pada Evan.
Evan tersenyum tipis merasa terharu dengan ungkapan keluarganya. Mereka tidak mempermasalahkan malah memperbaiki keadaan. Evan bersyukur memiliki keluarga kecilnya.
"Ayo kita jalan lagi!" seru Evan semangat.