Adel masih bingung dengan keadaan di luar, entah masih siang atau malam karena tidak terdengar apa-apa setelah berdiam terus di dalam rumah. Evan tengah tertidur pulas sementara Juli seperti biasa sibuk memasak di dapur dan Gendis tidak bisa diajak ngobrol malah melamun di dekat jendela sambil membolak-balik kertas gulung bergoyang.
"Kak Gendis keluar sebentar yuk!" ajak Adel memelas daripada terus berdiam diri tanpa menikmati indahnya liburan.
"Ngapain?" tanya Gendis bingung.
"Ya jalan-jalan di kota Abada sekalian cari koper Adel,"
"Emang kamu nggak takut tiba-tiba cuacanya aneh lagi?"
"Takut sih, tapi kalau diem terus disini letak liburannya dimana kan kita udah sampai di kota Abada tinggal menikmatinya aja yang belum," jelas Adel.
Gendis mengangguk kecil, ada benarnya ucapan Adel. "Kamu percaya nggak kakak punya kekuatan?" entah keberanian darimana Gendis bercerita tentang kekuatan barunya.
"Adel sih percaya-percaya aja, kan kakak udah buktiin lewat baca kertas gulung itu terus muncul tiba-tiba juga pas digenggaman," balas Adel santai soalnya dia suka sekali nonton kartun yang pemeran utamanya punya kekuatan jadi agak terbiasa meskipun nyatanya memang asli.
Gendis tersenyum tipis, lega mendengarnya.
"Ayo kak!" Adel makin tak sabar.
"Mending kita tunggu ibu sama ayah supaya nggak ke pisah,"
Adel menarik Gendis. "Tapi Adel mau jalan-jalan siapa tahu ada permainan atau tempat yang keren."
Gendis tidak bisa menahan keinginan Adel lebih lama lagi. Padahal tempat yang dituju sudah di depan mata namun lokasinya kurang memungkinkan. Apakah kota Abada memang kota yang pas untuk liburan keluarga?
Atau
Kota penuh jebakan sehingga keluarga Evan harus berstrategi untuk keluar hidup-hidup?
"Kak ayo!" Adel membuyarkan lamunan Gendis.
"Tapi kamu udah bilang ke ibu?"
Adel bergegas ke dapur dan kembali dengan senyuman sumringah ditangannya sudah ada sebotol minuman mirip orang mau berangkat lari pagi keliling komplek.
"Boleh katanya,"
"Kok aku nggak denger?"
"Aku bisikin ke mommy biar Daddy nggak bangun,"
Gendis masih kurang percaya untuk keluar apalagi cuma berdua bersama Adel karena takutnya ada hal lebih berbahaya yang siap mengejutkan nanti tetapi Adel memiliki tingkat ketidak sabaran yang tinggi membuat Gendis tidak ada pilihan selain memenuhi keinginannya.
"Tapi jangan jauh-jauh jalannya!"