Bisa menemukan Gendis bukan berarti bisa pulang dengan mudah. Ternyata oh ternyata masih banyak rintangan menghalangi di depan mata dan yang menjadi masalah adalah tidak ada satu anggota keluarga pun yang membawa persiapan. Jangan lupakan juga untuk menemui raksasa mengambil tulangnya setelah itu melewatinya. Teka-teki cukup memusingkan kalau dipikiran dengan otak cukup lelah.
"Jadi... ada yang punya ide?" tanya Evan membuka suara setelah beberapa saat hening.
"Liburan aja deh pusing Adel mikirnya," cetus Adel lelah.
"Mungkin kalau kita selesaikan semua ini baru bisa liburan," lanjut Gendis menimpali.
"Ibu setuju sama kamu, Dis." Juli langsung menyetujui dengan ucapan Gendis.
Evan menghela napas sesaat kemudian memperhatikan sekitar. Beberapa menit yang lalu ada lima orang lewat berbadan cukup besar dan Evan curiga raksasa yang dimaksud adalah mereka namun kalau di pikir lagi raksasa tidak mungkin seukuran dengan tubuh manusia. Sudah pasti lebih besar 20 kali lipat manusia.
"Apa orang yang lewat tadi raksasanya?" Evan mengutarakan apa yang ada dipikirannya meminta pendapat.
"Iya Adel yakin soalnya nggak ada siapa-siapa lagi yang badannya besar di daerah ini," sahut Adel.
"Terus kita harus pergi kemana? kita kan sudah kehilangan jejak mereka," ucap Gendis heran.
"Tunggu aja disini," saran Evan simpel.
"Nggak. Adel nggak setuju!" tolaknya tegas.
"Adel nurut nak!" ujar Juli supaya Adel mau menyetujui.
Adel menggeleng. "Nggak mau, nanti kalau bangunannya tiba-tiba roboh terus jatuh ke Adel kan bahaya, nggak mau pokoknya ganti rencana aja ya dad, mom!" mohon Adel memelas.
Gendis memegang erat gulungan kertas tanpa menghilangkannya seperti biasa lalu ia buka lagi. Berulang sampai sesuatu muncul untuk memberikan petunjuk.
"Tumben kertasnya nggak hilang dalam sekejap?" tanya Adel tak sengaja melihat gulungan kertas masih ditangan sang kakak.
"Nih buat kamu!" Gendis memberikan ke Adel.
Adel tersenyum, menggeleng cepat. "Keur Adel? alim hatur nuhun, Adel resepna ciki,"
(Buat Adel? nggak terima kasih, Adel sukanya ciki)
"Bahasa mana lagi itu Adela Saputri? ayah bingung cari artinya." Evan benar-benar terganggu oleh bahasa yang Adel gunakan selain bahasa Indonesia.
Adel mendengkus. "Artinya nggak makasih, itu bahasa Sunda kok bukan bahasa Korea."