Juli mengerutkan keningnya sebab tidak paham dengan kode yang Evan berikan. Baru, setelah Juli berbalik badan akhirnya dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Pertama-tama Juli tersenyum kaku dan diam-diam menautkan sebelah tangannya pada tangan Evan erat. Evan melirik ke arah Juli tetapi melihat senyumannya membuat Evan tak kunjung mengerti. Juli berjalan menyamping, Evan juga melakukan hal yang sama dan setelah mendapat ancang-ancang, keduanya pun berlari. Gendis dan Adel baru berdiri menyusul kebingungan meliht kedua orang tuanya berlari kearahnya sudah seperti dikejar serigala liar tengah kelaparan.
"Kenapa mommy?" tanya Adel bingung, Gendis juga mengangguk setuju dengan pertanyaan yang Adel ucapkan.
"Lari," jawab Juli masih ngos-ngosan.
"Lomba lari?" tanya Gendis.
"Ayo Lari!" Evan berseru.
Akhirnya Evan family memang harus berolahraga lari lagi karena dibelakangnya ada satu orang berbadan besar sedang mengejar sambil membawa kapak besar di tangannya yang melambai-lambai seperti ingin berkenalan tapi siapa peduli, karena benda itu kapak, kalau cowok ganteng atau wanita cantik mungkin bisa dipikir-pikir lagi.
Tidak ada tempat sembunyi disekitar adalah kesialan pertama menimpa keluarga Gaje lalu bagaimana agar si anggota badan besar itu berhenti mengejar?
Gendis mendapatkan bisik-bisik angin, lalu untaian kain bergerak-gerak di kerangka bangunan. Gendis mendekat diikuti ketiga anggota keluarganya.
Gendis duduk begitu saja dibawah kerangka bangunan lalu mengikat satu tangannya dengan kain. Setelah dirinya selesai, Gendis mengaplikasikan kepada ketiga anggota keluarganya. Adel ingin protes tetapi dibelakang Gendis sudah tiba orang pembawa kapak dengan raut wajah menyeramkan untuk hanya sekadar di lirik.
"Ampun om jangan sakiti Adel!" mohon Adel memejamkan mata, tak sanggup melihatnya.
"Pait pait pait!" gumam Juli.
"Kalian berempat!" Si berbadan besar menyapa dan berhenti di depan Evan persis.
"I..iya, a..ada apa?" tanya Evan gugup.
"Lihat keluarga Gaje melewati jalan ini?" tanya Si berbadan besar to the point.
"Kok dia bisa tau singkatan keluarga saya?" heran Evan dalam hati.
"Tau tidak?" bentak si berbadan besar marah.
Evan menggeleng. "Nggak, kami disini baru, baru... pindah."
"Maksudmu baru pindah darimana?" tanya orang itu kebingungan namun matanya terus memperhatikan sekitarnya curiga keluarga Evan belum jauh. "Baiklah saya mau lanjutkan mencari kalau melihatnya tangkap lalu bawa ke markas," lanjutnya tak ada waktu.