Petualangan Solum

Hary Bahari F
Chapter #1

Cp 1 : Seandainya Besok Aku Masih Hidup

"Semua ksatria muda tidurlah! Besok kalian akan membantu di perang pesisir. kapal-kapal Bangsa Nakaneno harus segera diusir dari negeri ini."

Malam terakhir pelatihan ksatria muda, kerajaan Vatuvuri, di tengah lahan hutan Ermel. Malam ini semua tampak sangat tenang dan diterangi cahaya ribuan bintang. Di sekitar perkemahan juga ramai terdengar hanya bunyi serangga hutan, tetapi semuanya berubah tepat di tengah malam.

Dari jauh terlihat di pusat perkemahan batalyon Lembu, api mulai berkobar hingga ke langit dan teriakan pembantaian juga mulai terdengar dari sana.

Di sisi lain, dua orang remaja sedang berlari dari perkemahan ke dalam hutan untuk menjauh dari pengejaran. Yang bertubuh kecil menggendong temannya yang bertubuh lebih besar atau berperawakan gembul.

Yang menggendong walaupun bertubuh lebih kecil, tapi dia dapat berlari sangat cepat dan bahkan dapat melompat-lompat maju lebih dari empat meter sekali lompatan. Si gembul yang sedang digendong sangat terheran-heran dengan kemampuan temannya itu.

Di tengah pelarian, mereka tiba-tiba terjatuh karena Gembul yang kaget mendengarkan sebuah penjelasan dari yang menggendongnya.

"Maaf Solum, aku sangat kaget sehingga kita terjatuh. Apa kau tidak apa-apa?" kata si Gembul pada yang bertubuh lebih kecil.

"Gembul, sepertinya kekuatanku juga sudah mulai memudar," jawab Solum atau yang bertubuh kecil.

"Kekuatanmu mulai memudar? hei apa sebenarnya yang terjadi sebelum ini?"

"Semua ini adalah pengorbanan yang dibutuhkan Sang Ratu untuk memperkuat kekuatan sihirnya dan kita adalah tumbal dalam pembantaian ini."

"Apa? kita dikhianati? jadi memang sumber serangannya bukan dari musuh?" tanggap Gembul dengan sangat terkejut.

Solum mengambil napas dan melanjutkan penjelasannya. "Andi memberi kita surat itu sebagai peringatan, agar kita bisa lari sebelum tengah malam. Dia juga mempercayakan kita untuk menjelaskan pada yang lain, supaya banyak nyawa dapat diselamatkan."

Gembul tampak murung dan sangat menyesal, karena sebelumnya dialah yang melupakan surat tersebut dan merekapun terlambat membacanya.

"Ah..., ini semua salahku. Seandainya kita lebih cepat membacanya, akan lebih banyak nyawa teman-teman yang selamat!" keluh si Gembul sambil meracau.

"Untuk misi penyelamatan, aku telah melakukannya" kata Solum.

"Ah... benarkah?" tanggap Gembul Dengan respon kagetnya.

Solum menjelaskan, setelah membaca surat itu dia segera pergi ke semua tenda semampunya. Agak sulit menjelaskan keadaan yang akan terjadi pada mereka semua, namun akhirnya banyak yang percaya padanya.

Dengan bantuan kecepatan serta kekuatannya, dia berhasil membuat sebagian besar dari mereka melarikan diri sebelum tengah malam.

Dalam misi penyelamatan itu, tetap ada yang menolak untuk percaya dan tidak mau melarikan diri sebelum tengah malam. Mereka pun akhirnya menjadi korban pembantaian di dalam kemah mereka sendiri. Setelah pergi ke semuanya, Gembul merupakan orang terakhir yang dijemputnya.

Mendengar semua itu, Gembul tampak sedikit tenang, tapi masih ada hal yang mengganjal di hatinya. "Oh iya Solum, tadi kau mengatakan Kekuatanmu mulai menghilang? apa kau baik-baik saja?"

"Ini efek dari panah beracun yang mengenaiku."

"Apa? panah beracun?" sahut Gembul terkejut.

Pada saat melakukan misi penyelamatan, Solum telah melewati beberapa pengejaran oleh para senior dan sudah tiga kali terkena anak panah beracun. Efeknya baru mulai terasa saat ini.

Lagi-lagi ini Sangat mengejutkan bagi Gembul. "Apa? kau sudah terkena tiga panah beracun dan masih dapat berlari menggendongku?"

Semua ini seperti di dalam mimpi bagi si Gembul. Entah siapa sebenarnya temannya ini, dia sangat kuat dan luar biasa. Entah dia manusia atau bukan, tapi ini sangat tidak masuk akal dan ini semua terjadi di depan matanya. Ditambah lagi, saat ini mereka dalam posisi genting yang tidak pernah mereka bayangkan. Kerajaan yang selama ini mereka junjung malah mengkhianati mereka.

Lihat selengkapnya