Phantoms Eclipse

Penulis N
Chapter #3

Bab 3

Pagi menjelang, tetapi Arunika terbangun dengan perasaan lelah. Tidur yang tidak nyenyak semalam membuatnya merasa seperti baru saja berlari maraton. Dia mengusap wajahnya, berusaha menghilangkan rasa kantuk dan ketakutan yang masih membayangi pikirannya. Bayangan sosok misterius itu terus menghantuinya, dan dia tahu bahwa dia harus mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi.

Setelah sarapan bersama neneknya, Arunika memutuskan untuk pergi ke perpustakaan desa. Dia ingat bahwa ada beberapa buku tua yang mungkin menyimpan informasi tentang sejarah desa dan mitos cermin angker tersebut. Mungkin, jika dia bisa menemukan lebih banyak informasi, dia bisa memahami apa yang terjadi dan bagaimana cara menghadapinya.

Perpustakaan kecil itu terletak di dekat balai desa, dikelola oleh seorang wanita tua bernama Bu Sari. Ketika Arunika memasuki perpustakaan, aroma kertas tua dan debu menyambutnya. Ratusan buku tersusun rapi di rak-rak kayu, menunggu untuk dibaca. Arunika merasa tenang di tempat ini, seolah-olah dia telah menemukan tempat perlindungan dari kekacauan di luar.

“Selamat pagi, Arunika!” sapa Bu Sari dengan senyum hangat. “Senang melihatmu kembali di desa.”

“Selamat pagi, Bu Sari. Saya ingin mencari beberapa buku tentang sejarah desa dan mitos-mitosnya,” jawab Arunika.

“Tentu saja! Mari saya bantu,” kata Bu Sari sambil memimpin Arunika ke bagian belakang perpustakaan.

Setelah beberapa saat mencari, Arunika menemukan beberapa buku tua yang tampaknya relevan dengan pencariannya. Salah satu buku berjudul “Mitos dan Legenda Desa Kita” menarik perhatiannya. Dia membuka halaman demi halaman, membaca dengan seksama tentang berbagai cerita rakyat yang mengelilingi desa tersebut.

Salah satu cerita yang menarik perhatian Arunika adalah tentang seorang wanita yang hilang setelah melihat bayangan dirinya sendiri di cermin tua. Wanita itu dikenal sebagai Rani, dan setelah kepergiannya, desa itu dilanda kesedihan dan ketakutan. Banyak penduduk desa percaya bahwa Rani terjebak dalam dunia lain karena tidak bisa menghadapi kegelapan dalam dirinya.

Arunika merasakan jantungnya berdegup kencang saat membaca kisah tersebut. Apakah sosok misterius yang dilihatnya di cermin adalah bayangan Rani? Apakah dia juga akan mengalami hal yang sama jika tidak berhati-hati?

Setelah beberapa jam membaca, Arunika merasa semakin terhubung dengan sejarah desa dan mitos-mitosnya. Dia mencatat beberapa hal penting dan memutuskan untuk kembali ke rumah neneknya untuk merenungkan semua informasi yang baru saja didapatnya.

Saat berjalan pulang, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Kenapa cermin itu memiliki kekuatan seperti itu? Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka yang melihat bayangan mereka? Dan apakah ada cara untuk membebaskan diri dari kutukan tersebut?

Sesampainya di rumah neneknya, Arunika menemukan neneknya sedang duduk di beranda sambil menatap hutan dengan tatapan kosong. Dia merasa khawatir melihat neneknya dalam keadaan seperti itu.

“Nenek?” panggil Arunika lembut sambil mendekat.

Nenek Laras menoleh dan tersenyum lemah. “Anakku, kamu sudah pulang.”

“Aku menemukan beberapa informasi menarik tentang cermin,” kata Arunika sambil duduk di samping neneknya. “Ada cerita tentang seorang wanita bernama Rani yang hilang setelah melihat bayangannya sendiri.”

Ekspresi neneknya berubah serius saat mendengar nama itu. “Rani… dia adalah salah satu dari banyak orang yang terjebak dalam bayangan mereka sendiri. Cerita ini sudah lama beredar di desa kita.”

“Apakah ada cara untuk membebaskan mereka?” tanya Arunika penasaran.

Lihat selengkapnya