Phantoms Eclipse

Penulis N
Chapter #4

Bab 4

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Arunika merasa semakin siap untuk menghadapi bayangan-bayangan yang menghantuinya. Dia telah mengumpulkan cukup banyak informasi tentang Rani dan cermin angker itu, dan kini saatnya untuk mengambil langkah berani. Bersama Ron, mereka merencanakan untuk kembali ke rumah kosong di mana cermin itu berada.

Malam yang ditentukan tiba, dan suasana desa terasa lebih mencekam dari biasanya. Angin berhembus kencang, menggoyangkan pepohonan di sekitar rumah nenek Arunika. Dia mengenakan pakaian hangat dan membawa senter, berusaha menenangkan diri sebelum melangkah keluar.

“Apakah kamu siap?” tanya Ron, melihat ekspresi cemas di wajah Arunika.

“Entahlah,” jawab Arunika jujur. “Tapi aku tahu aku harus melakukannya.”

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah kosong itu, suasana malam semakin gelap dan sunyi. Setiap langkah terasa berat, tetapi tekad Arunika untuk menghadapi kegelapan dalam dirinya membuatnya terus maju.

Sesampainya di depan rumah tua itu, Arunika merasakan hawa dingin menyentuh kulitnya. Dia menatap pintu kayu yang berderit saat mereka membukanya. Ruangan dalam rumah itu tampak sama seperti terakhir kali mereka datang—gelap dan berdebu, dengan cermin besar berdiri tegak di sudut ruangan.

“Arun,” Ron memanggilnya pelan. “Kita bisa pergi jika kamu merasa tidak nyaman.”

“Tidak,” kata Arunika tegas. “Aku harus melakukan ini.”

Dengan napas dalam-dalam, dia melangkah maju menuju cermin. Bayangannya kembali terlihat dalam refleksi kaca—seorang wanita muda dengan mata penuh keraguan tetapi juga keberanian. Namun saat dia menatap lebih dalam, bayangannya mulai kabur dan sosok misterius itu muncul kembali di belakangnya.

“Siapa kamu?” tanya Arunika dengan suara bergetar.

Sosok itu tetap diam, hanya berdiri di sana dengan tatapan kosong yang membuat jantung Arunika berdegup kencang. Dia menutup mata sejenak, mengingat semua yang telah dia pelajari tentang Rani dan bagaimana ketidakmampuan untuk menghadapi kegelapan dapat mengakibatkan kehilangan.

“Jika kamu adalah bayangan Rani,” katanya perlahan, “aku ingin tahu kenapa kamu terjebak di sini.”

Sosok itu mulai bergerak mendekat, dan Arunika merasakan ketakutan menyergap dirinya. Namun dia tahu bahwa dia tidak bisa mundur sekarang. Dia harus menghadapi apa pun yang ada di depannya.

“Rani,” panggilnya dengan suara lebih tegas. “Jika kamu mendengarku, aku ingin membantu.”

Lihat selengkapnya