Phantoms Eclipse

Penulis N
Chapter #5

Bab 5

Matahari terbit dengan lembut di balik pegunungan, menyinari desa kecil dengan cahaya keemasan. Arunika merasa seolah-olah dunia di sekelilingnya telah berubah. Setelah berhasil membebaskan Rani dari cermin, hatinya dipenuhi dengan rasa lega dan harapan. Namun, di dalam dirinya, ada kesadaran bahwa meskipun satu bayangan telah pergi, masih ada banyak hal yang harus dia hadapi.

Setelah sarapan bersama neneknya, Arunika memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar desa. Dia ingin merasakan suasana baru dan melihat bagaimana penduduk desa berinteraksi setelah peristiwa malam sebelumnya. Dengan langkah mantap, dia berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke hutan.

Saat melintasi jembatan kecil yang menghubungkan desa dengan hutan, Arunika teringat akan kenangan indah masa kecilnya—bermain petak umpet dengan Ron, berlari-lari di antara pepohonan, dan mendengarkan cerita-cerita mistis dari neneknya. Semua itu terasa jauh, tetapi kini dia merasa lebih kuat dan siap untuk menghadapi apa pun yang datang.

Di tengah jalan, Arunika melihat Ron sedang berbincang dengan beberapa anak-anak desa. Mereka tampak ceria saat Ron menceritakan kisah-kisah lucu dan menghibur. Melihat Ron berinteraksi dengan anak-anak membuatnya tersenyum; dia merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Ron yang selalu mendukungnya.

“Arun!” panggil Ron saat melihatnya mendekat. “Ayo bergabung! Aku baru saja menceritakan tentang petualangan kita di hutan.”

Anak-anak bertepuk tangan gembira saat Arunika bergabung dalam perbincangan. Mereka tampak antusias mendengarkan cerita-cerita tentang Rani dan cermin angker—meskipun Arunika berhati-hati untuk tidak membagikan semua detail menakutkan.

Setelah beberapa saat, anak-anak mulai pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan Arunika dan Ron berdua di tepi hutan. “Kau tahu,” kata Ron sambil duduk di atas batu besar, “aku sangat bangga padamu. Kamu benar-benar berani menghadapi Rani.”

“Terima kasih,” jawab Arunika sambil tersenyum. “Tapi aku merasa ini baru permulaan. Masih banyak yang harus aku hadapi.”

Ron mengangguk setuju. “Kamu benar. Kegelapan tidak akan pergi begitu saja hanya karena satu bayangan telah hilang.”

“Ya,” kata Arunika sambil menatap hutan lebat di depan mereka. “Aku merasa seolah ada sesuatu yang masih mengintai di luar sana.”

Mereka memutuskan untuk menjelajahi hutan sedikit lebih jauh—sebuah keputusan yang membuat jantung Arunika berdegup kencang. Dia tahu bahwa hutan ini menyimpan banyak misteri dan rahasia, tetapi rasa ingin tahunya lebih kuat daripada ketakutannya.

Saat mereka berjalan lebih dalam ke dalam hutan, suasana menjadi semakin tenang dan sunyi. Suara burung berkicau mulai memudar, digantikan oleh suara angin yang berdesir melalui dedaunan.

“Arun,” kata Ron pelan saat mereka berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan. “Apakah kamu pernah berpikir tentang apa yang terjadi pada orang-orang yang hilang setelah melihat cermin?”

Lihat selengkapnya