Arunika dan Ron melangkah keluar dari hutan, tetapi ketegangan di hati mereka tidak kunjung reda. Mereka tahu bahwa meskipun mereka telah mengalahkan sosok kegelapan sebelumnya, ancaman mungkin masih ada. Dengan semangat baru, mereka bertekad untuk menemukan dan membebaskan jiwa-jiwa yang mungkin masih terjebak.
Keesokan harinya, Arunika memutuskan untuk mengumpulkan penduduk desa lagi. Dia ingin berbagi pengalaman mereka dan mengajak semua orang untuk bersatu dalam menghadapi kegelapan yang tersisa. Di alun-alun desa, dia berdiri di depan kerumunan dengan Kristal Harapan di tangannya.
“Terima kasih telah datang,” katanya dengan suara penuh semangat. “Kita semua telah melalui banyak hal bersama, dan kita harus saling mendukung.”
Ron berdiri di sampingnya, memberikan dukungan moral saat Arunika melanjutkan. “Kita tidak hanya berjuang melawan kegelapan di luar, tetapi juga kegelapan dalam diri kita sendiri. Mari kita berbagi cerita dan saling membantu.”
Penduduk desa mulai berbicara satu sama lain, membagikan harapan dan impian mereka untuk masa depan. Arunika merasakan kebanggaan saat melihat komunitasnya bersatu—semua orang tampak bersemangat untuk bersama-sama membangun kembali kehidupan mereka.
Setelah pertemuan itu, Arunika dan Ron memutuskan untuk kembali ke hutan sekali lagi—kali ini dengan lebih banyak penduduk desa yang bergabung dengan mereka. Bersama-sama, mereka melangkah ke dalam hutan, siap menghadapi apa pun yang mungkin menanti.
Saat mereka tiba di area terbuka di mana sosok gelap terakhir muncul, suasana terasa tegang. Arunika merasakan Kristal Harapan di tangannya bersinar lebih terang—seolah-olah memberikan kekuatan tambahan untuk menghadapi ancaman yang akan datang.
Tiba-tiba, sosok gelap itu muncul lagi dari kegelapan—lebih besar dan lebih menakutkan daripada sebelumnya. “Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?” suaranya menggema di dalam hutan.