Setelah ruang komunitas yang baru dibangun, Arunika dan penduduk desa merasakan semangat baru mengalir di dalam diri mereka. Setiap minggu, mereka mengadakan pertemuan di sana—berbagi cerita, merayakan pencapaian, dan mendiskusikan cara untuk terus memperkuat ikatan di antara mereka.
Suatu sore, saat pertemuan berlangsung, Arunika berdiri di depan kerumunan. “Hari ini, kita akan melakukan sesuatu yang berbeda,” katanya dengan senyum lebar. “Kita akan merencanakan perjalanan ke tempat-tempat suci lain yang mungkin ada di sekitar hutan. Kita perlu terus mencari dan menjaga cahaya dalam diri kita.”
Penduduk desa bersorak gembira, dan banyak dari mereka mulai berbicara tentang tempat-tempat yang pernah mereka dengar—tempat-tempat yang dianggap sakral dan penuh energi positif. Arunika merasa terinspirasi oleh antusiasme mereka.
“Bagaimana jika kita membentuk kelompok kecil untuk menjelajahi hutan?” usul Ron. “Kita bisa pergi ke beberapa tempat suci yang kita ketahui dan mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan yang ada di sana.”
Arunika setuju dengan ide itu. “Itu ide yang bagus! Mari kita bagi menjadi beberapa kelompok dan rencanakan perjalanan kita.”
Setelah pertemuan itu, penduduk desa mulai merencanakan perjalanan mereka dengan semangat tinggi. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil dan membuat daftar tempat-tempat yang ingin mereka jelajahi.
Beberapa hari kemudian, hari perjalanan pun tiba. Arunika dan Ron bergabung dengan kelompok yang terdiri dari beberapa penduduk desa lainnya. Mereka membawa bekal dan Kristal Harapan sebagai simbol cahaya yang akan membimbing mereka.
Saat memasuki hutan, Arunika merasakan energi positif mengalir melalui dirinya. Mereka mengikuti jalan setapak hingga tiba di sebuah area terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi. Di tengah area itu terdapat sebuah batu besar dengan ukiran kuno—simbol-simbol yang menggambarkan hubungan antara manusia dan alam.