Keesokan harinya, Arunika merasa semangat yang belum pernah ia rasakan selama bertahun-tahun. Setelah menghadapi bayangan masa lalunya di cermin tua, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya—sebuah kekuatan baru yang mengalir dari dalam hati. Ia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya miliknya sendiri, melainkan juga milik seluruh desa yang ia cintai.
Saat pagi mulai menyinari desa, Arunika berjalan menyusuri jalan setapak menuju alun-alun desa. Di sana, beberapa penduduk sudah mulai berkumpul, penasaran dengan apa yang ingin disampaikan Arunika. Ron berdiri di tengah kerumunan, menyambutnya dengan senyum hangat.
“Arun, kau terlihat berbeda,” kata Ron sambil mengulurkan tangan. “Apa yang terjadi?”
Arunika menggenggam tangan Ron dengan erat. “Aku telah menghadapi sesuatu yang lama aku hindari. Aku melihat bayanganku sendiri, dan aku belajar bahwa kegelapan itu bukan akhir, tapi bagian dari perjalanan kita.”
Penduduk desa saling berpandangan, beberapa dengan ekspresi ragu, beberapa dengan harapan yang mulai tumbuh. Arunika melanjutkan, “Aku ingin kita semua bersama-sama menghadapi bayangan kita. Aku ingin kita membentuk sebuah kelompok, tempat di mana kita bisa berbagi cerita, saling mendukung, dan menyalakan api harapan di hati kita.”
Seorang wanita tua bernama Sari maju ke depan. “Arunika, aku sudah lama merasa terperangkap dalam kesedihan dan rasa takut. Jika kau mengatakan kita bisa berubah bersama, aku ingin mencoba.”
Seiring waktu, lebih banyak penduduk desa bergabung dalam kelompok yang dibentuk Arunika. Mereka mulai mengadakan pertemuan rutin di ruang komunitas yang dulu mereka bangun bersama. Suasana di sana penuh dengan kehangatan dan rasa saling percaya.
Pada pertemuan pertama, Arunika memimpin dengan berbagi kisahnya tentang cermin tua dan bagaimana ia menghadapi bayangannya sendiri. “Kita semua memiliki kegelapan dalam diri,” katanya. “Tapi kita juga memiliki cahaya yang bisa mengalahkannya. Yang penting adalah kita tidak berjalan sendirian.”
Ron menambahkan, “Kita harus berani membuka diri dan menerima bantuan dari orang lain. Bersama, kita lebih kuat.”