Phantoms Eclipse

Penulis N
Chapter #40

Bab 40

Beberapa minggu setelah kelompok dukungan Arunika mulai berkembang, kabar tentang perubahan yang terjadi di desa kecil itu menyebar ke desa-desa tetangga. Banyak orang yang penasaran dan ingin tahu tentang bagaimana sebuah komunitas kecil bisa mengatasi kegelapan dan rasa takut yang lama menghantui mereka. Arunika dan Ron pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke desa-desa sekitar, membawa serta Kristal Harapan dan semangat baru yang mereka bangun.

Pagi itu, Arunika berdiri di depan rumah neneknya, memeriksa perlengkapan yang telah mereka siapkan. Ron sibuk mengemas beberapa lilin dan buku catatan yang berisi kisah-kisah inspiratif dari penduduk desa mereka. Beberapa anggota kelompok juga ikut bergabung, siap untuk membantu menyebarkan cahaya dan harapan.

“Ini akan menjadi perjalanan penting,” kata Arunika, menatap Ron dengan penuh keyakinan. “Kita akan bertemu banyak orang yang mungkin belum pernah merasakan harapan seperti yang kita punya.”

Ron mengangguk. “Dan kita akan membawa mereka bersama kita, seperti kita membawa satu sama lain.”

Mereka memulai perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang menghubungkan desa mereka dengan desa tetangga. Suasana pagi yang sejuk dan suara burung berkicau membuat perjalanan terasa ringan, meskipun mereka tahu tantangan menanti di depan.

Sesampainya di desa pertama, mereka disambut dengan rasa ingin tahu dan sedikit skeptisisme. Penduduk desa tersebut sudah lama hidup dalam bayang-bayang kesulitan dan kehilangan, dan mereka belum pernah melihat sesuatu yang bisa mengubah keadaan mereka.

Arunika mengambil langkah pertama dengan berbicara di depan kerumunan kecil yang berkumpul di balai desa. “Kami datang dari desa sebelah untuk berbagi cerita dan harapan,” katanya dengan suara lembut namun tegas. “Kami tahu bagaimana rasanya hidup dalam kegelapan, tapi kami juga tahu bahwa cahaya itu nyata dan bisa ditemukan dalam diri kita sendiri.”

Seorang pria tua bernama Pak Hasan mengangkat tangan. “Bagaimana kami bisa percaya? Sudah terlalu lama kami hidup dalam kesedihan dan ketakutan.”

Lihat selengkapnya