Pharmaceutical Love

Shinta Jolanda Moniaga
Chapter #3

Baru Dimulai

Setelah mengikuti OSPEK selama tiga hari, akhirnya kami sah menjadi mahasiswa Farmasi di salah satu Universitas ternama di Jakarta ini. Rasanya baru kemarin pakai seragam putih merah, sekarang sudah jadi mahasiswa saja. Time flies so fast.

Aku sangat bersemangat berangkat ke kampus hari ini. Tidak sabar merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa. Kalau dilihat di sinetron-sinetron sih keren dan enak. Makanya dulu aku ingin cepat-cepat lulus SMA, biar bisa ngeceng dengan status sebagai mahasiswa. Pasti keren deh.

Kali ini aku berangkat dengan mengendarai mobil sendiri. Sewaktu OSPEK kemarin kami memang tidak diizinkan membawa kendaraan sendiri, makanya aku minta tolong orang rumah untuk mengantarku.

Ritualku sebelum turun dari mobil adalah mengambil cermin yang selalu aku bawa di dalam tas. Memastikan tidak ada lipcream yang menempel di gigiku. Setelah merasa semuanya sudah oke, aku segera turun dan siap untuk mendapatkan hati Geva. Eh, siap untuk kuliah maksudnya.

Karena jumlah mahasiswa diangkatan kami berjumlah delapan puluh orang, maka kelas kami dibagi dua agar kegiatan perkuliahan lebih efektif. Pembagian kelas berdasarkan nomor induk mahasiswa, nomor satu sampai empat puluh di kelas A dan nomor empat puluh satu sampai delapan puluh di kelas B.

Setelah melihat daftar pembagian kelas, aku dan Neta saling berpelukan, kami sekelas. LAGI. Aku bahagia. Bahkan sangat bahagia. Ditambah lagi ketika melihat nama Geva yang juga satu kelas denganku. Mungkin salah satu tulang rusuk Geva ada padaku, makanya aku tidak bisa jauh-jauh darinya.

*****

Mata kuliah pertama, Farmasetika. Mata kuliah dasar yang wajib mahasiswa Farmasi pelajari dan pahami. Bisa dibilang ini sebagai fondasi, makanya harus kuat.

Setelah selesai, aku dan Neta pun pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah dari tadi meronta-ronta minta makan.

“Jadi siapa sih sebenarnya yang lo suka ?” tanya Neta penasaran sambil menyumpit bakmi di hadapannya.

Aku memang sudah memberi tahu Neta bahwa ada satu pria yang berhasil membuat aku jatuh hati padanya. Tapi aku sengaja belum memberi tahu namanya. Karena membuat Neta penasaran, itu adalah hobiku.

“Siapa yaa…” balasku sengaja membuat Neta lebih penasaran.

Neta mendesis. “Gitu aja terus jawabannya dari kemarin.”

Aku hanya terkekeh. Puas melihat ekspresi Neta.

Clue-nya deh. Biar gue ada gambaran buat nebak.” lanjut Neta belum menyerah.

“Mmm..Apa ya ?” balasku pura-pura berpikir.

“Senior bukan ?” ujar Neta memancing.

Aku hanya menggeleng.

“Seangkatan dong ?” tanya Neta terbelalak.

“Iya.” jawabku sambil membuka tutup botol air mineral.

“Inisialnya ? Laki diangkatan kita kan lumayan banyak.” tanya Neta lagi.

Lihat selengkapnya