Pharmaceutical Love

Shinta Jolanda Moniaga
Chapter #8

Copy Paste

Pemandangan yang selalu dilihat sebelum masuk laboratorium untuk memulai praktikum hanya ada dua. Satu, sibuk menyelesaikan laporan praktikum sebelumnya. Lebih tepatnya melanjutkan bab pembahasan. Bab yang selalu berhasil membuat otak buntu. Dua, belajar untuk persiapan pretest. Tidak ada waktu untuk bergosip. Apalagi bermain mobile legend.

Aku termasuk tipe yang kedua. Aku lebih memilih untuk menyelesaikan laporan praktikum di rumah. karena otakku sangat sulit untuk diajak berpikir ketika berada di tengah suasana yang ramai, dan dalam situasi kepepet seperti ini. Jadi sebisa mungkin, aku menyelesaikan semuanya di rumah. Lebih tenang dan lebih punya banyak waktu untuk berpikir.

Aku membaca kembali materi yang akan dipraktikumkan hari ini. Sementara Neta sibuk menyelesaikan laporannya.

“Ziv ?” panggil Rama. Salah satu teman sekelasku.

“Iya Ram ?” balasku ramah.

“Gue bisa pinjam laporan lo nggak ? Kita kan kemarin satu kelompok, terus gue lupa nulis beberapa hasil praktikum kemarin. Bisa lihat punya lo ?” kata Rama dengan sangat lembut.

Aku dan Rama satu kelompok dalam mengerjakan praktikum Kimia Dasar kemarin. Otomatis hasil praktikum dilaporan kami memanglah harus sama. Pembahasannya saja yang harus beda.

Aku mengambil laporanku di dalam tas dan memberikannya kepada Rama.

*****

Aku membaca materi untuk persiapan pretest dengan sangat serius. Sampai-sampai aku tidak sadar, bahwa Rama belum mengembalikan laporanku. Bahkan sampai saat ini. Sudah sekitar tiga puluh menit dia meminjamnya.

Aku menengok ke belakang, ke tempat duduk Rama, dan ternyata kursinya kosong. Aku berjalan menghampiri kursi Rama, siapa tahu laporanku ada di mejanya. Tapi ternyata tidak ada juga. Aku mulai panik sendiri.

“Lihat Rama nggak ?” tanyaku kepada Levin yang duduk di sebelah Rama.

“Tadi katanya dia mau ke koperasi mahasiswa Ziv. Mungkin masih di sana.” jawab Levin.

“Oke. Thanks ya Vin.”

Levin memang selalu jadi malaikat penolong disaat aku butuh jawaban.

Aku berjalan dengan langkah cepat ke koperasi mahasiswa. Letaknya tidak jauh dari taman. Sepanjang perjalanan aku panik, karena sepuluh menit lagi praktikum dimulai. Sementara Rama tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi bersama laporanku. Rama ditelan bumi nggak apa-apa. Asal laporanku jangan.

Belum sampai di koperasi, Rama akhirnya memunculkan batang hidungnya di hadapanku karena tidak sengaja berpapasan.

“Lo dari mana sih ?” tanyaku dengan nada yang agak tinggi.

Sorry Ziv. Gue tadi ngerjain laporan di gazebo taman. Soalnya di kelas berisik. Gue jadi nggak fokus.” jawab Rama sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Kenapa Ram ? Ketombean ?

“Seenggaknya tadi lo kasih tahu gue dong kalau lo mau ngerjain di mana. Biar gue nggak jadi panik sendiri kayak gini.” balasku mulai emosi.

“Maaf Ziv.” sahut Rama dengan ekspresi merasa bersalah.

“Iya,” kataku datar. “Sepuluh menit lagi praktikum mulai. Nanti kita telat.” lanjutku dan kemudian berjalan duluan diikuti Rama di belakangku.

Lihat selengkapnya