Pharmaceutical Love

Shinta Jolanda Moniaga
Chapter #13

Mulai Jujur

Berbeda dengan semester pertama, semester kedua ini kami mulai lebih dalam lagi mempelajari obat-obatan. Tapi jangan salah, kami juga mulai mempelajari anatami fisiologi manusia dan beberapa cabang ilmu biologi lainnya. Walaupun tidak sedalam Kedokteran tentunya. Tujuan kami mempelajari semua mata kuliah ini, karena yang namanya obat, pasti berhubungan dengan penyakit dan masuk ke dalam tubuh manusia. Maka dari itu penting bagi kami untuk mempelajari struktur organ tubuh manusia dan juga penyakit, agar obat yang diberikan bisa tepat sasaran. Sulit ? Tentu iya. Tapi sangat seru.

Setelah dosen keluar, Aku dan Neta kemudian membereskan buku dan bersiap untuk pergi ke kantin. Biasa. Perut sudah meronta-ronta minta diisi bakmi legend Fakultas.

“Woy !!!” teriak seorang pria mengagetkan kami dari belakang.

Aku dan Neta sontak terlonjak secara bersamaan. Kami membalikkan badan, dan melihat pelaku yang hampir membuat jantung kami terjun bebas ke usus. Dan ternyata pelakunya adalah Alex. Sumpah ya, selain comel, mulut pria ini juga volumenya sangat nggak nyantai. Persis seperti toa. 

“Mohon maaf nih Alex, kebetulan telinga gue masih normal kok, belum budek.” sindir Neta

 “Sorry sorry.” balas Alex dengan cengiran tak berdosanya.

“Kantin yuk.” ajak pria di samping Alex.

Siapa lagi kalau bukan Geva. Dimana ada Alex pasti ada Geva. One day, dimana ada Ziva disitu ada Geva.

“Yuk. Lapar nih.” balasku sambil mengusap-usap perut.

Aku dan Neta kemudian beranjak dari tempat duduk dan pergi bersama Alex dan Geva ke kantin.

 *****

“Gue sudah tahu Gev siapa yang lo taksir.” kata Neta sambil menyumpit bakmi.

Aku yang sementara mengunyah bakmi langsung melirik ke arah Neta. Neta please. Timing-nya nggak pas banget sih. Masa pas lagi makan ?

“Siapa coba ?” balas Geva dengan mimik wajah menantang.

“Ester !!!” tebak Neta yang sengaja menyebut sembarang nama dengan penuh percaya diri.

Alex dan Geva tertawa pelan bersamaan.

“Gimana Lex ? Benar nggak ?” kata Geva mengangkat kepalanya.

Tetootttt…” balas Alex sambil membentuk tanda silang dengan kedua tangannya.

“Yah.. Gagal deh Ibu Neta mendapatkan uang tunai senilai satu milyar rupiah.” ledekku dan disambut tawa lebih lepas oleh Alex dan Geva.

Eitss.. Tunggu dulu pemirsa di rumah. Gue memang salah nebaknya, tapi acara kan belum selesai. Sekarang giliran Bapak Geva yang kasih tahu siapa orang yang sebenarnya. Sesuai perjanjian kemarin dong.” balas Neta menyipitkan mata dan menaikturunkan alisnya.

“Mampus lo !” sambung Alex sambil tertawa puas.

Hati-hati keselek Lex. Dari tadi ketawa melulu.

Geva menghela napas panjang. “Terpaksa deh.”

“Jadi siapa ?” tanya Neta sekali lagi, sambil kakinya menyenggol kakiku.

Jangan senggol-senggol lah Net. Makin tegang ini.

 “Orangnya…” kata Geva menggantung.

“Orangnya itu….” lagi Geva masih menggantung.

 “Chelsea.” lanjut Geva sangat pelan.

What ? Siapa ?

“Chelsea ?” ulang Neta memastikan.

Geva mengangguk. “Iya, Chelsea.”

Lihat selengkapnya