Pharmaceutical Love

Shinta Jolanda Moniaga
Chapter #15

Bakti Sosial

Sabtu pagi yang sangat cerah. Cuaca pun ikut mendukung kami untuk melakukan kegiatan baksos hari ini. Padahal subuh tadi hujan terjadi cukup lebat. Tapi yang namanya niat baik, pasti Tuhan lancarkan.

Aku, Neta dan beberapa teman angkatanku membantu panitia dalam mengangkut barang yang akan dibawa. Setelah selesai final check, kami pun berdoa besama sebelum berangkat.

Setelah tahu bahwa Alex juga ikut membantu di kegiatan baksos ini, aku langsung menodong dia untuk menyetir mobilku. Aku duduk di kursi penumpang depan, sementara Neta duduk di kursi penumpang belakang. Baru sekitar sepuluh menit perjalanan, si Neta ternyata sudah tertidur sangat pulas. Ngorok pula. Putri tidur cap kebo memang.

Akhirnya karena Neta sudah curi start duluan, terpaksa aku mengalah untuk tidak tidur. Aku tidak mungkin membiarkan Alex menyetir mobil tanpa teman mengobrol. Begini-begini status Alex masih sahabatku, bukan sopir.

“Geva tumben nggak ngekorin lo ?” tanyaku basa-basi.

“Nyokap Bokapnya baru datang dari Manado. Makanya Geva mau quality time dulu sama keluarganya.” jawab Alex melirikku sekilas.

“Ohh..” jawabku manggut-manggut.

Jujur aku masih penasaran dengan Geva dan Alex yang tiba-tiba ingin bersahabat dengan kami. Dulu sih pikirnya alibi Geva aja biar bisa dekat-dekat sama aku. Tapi kan nyatanya bukan.

Logikanya, dari sekian banyak mahasiswi di kelasku, kenapa harus aku dan Neta yang mereka dekati untuk menjadi sahabat ? Kenapa tidak yang lain ?

“Lex ?” panggilku.

“Iya ?” Alex menjawab dengan pandangan yang tetap lurus ke depan.

“Gue boleh tanya ?” lanjutku.

“Boleh. Tapi jangan susah-susah yah. Kalau lagi nyetir biasanya otak gue nggak bisa diajak mikir yang berat-berat.” balas Alex cengengesan.

Aku terkekeh. “Iya nggak kok.”

Lihat selengkapnya