Semenjak berpacaran, Geva dan Chelsea lengketnya ngalahin lem fox campur lem castol. Kemana-mana berdua, ke kantin berdua, ke perpustakaan berdua, ke laboratorium berdua, tinggal ke toilet aja tuh nggak bedua. Geva sepertinya sudah menelan ludahnya sendiri, dia sudah tidak pernah lagi gabung bersama aku dan Neta. Tidak seperti janjinya dulu. Kata Alex sih, si Chelsea nggak suka kalau Geva dekat-dekat aku dan Neta. Cemburu.
Makan tuh cemburu…Gue tikung beneran baru tahu rasa lo !
“Masih belum move on juga ?” sindir Neta ketika aku kepergok melihat Geva dan Chelsea dari jauh.
“Sudah kok.” balasku yang tanpa sadar tetap memandangi Geva dan Chelsea.
“Kalau sudah ngapain masih dilihatin melulu Bu ?” kata Neta.
“Orang gue lagi ngelihatin cicak-cicak di dinding.” dalihku dan langsung mengalihkan pandangan ke depan kelas.
“Ngeles aja lo kayak bajaj !” kata Neta menjitak kepalaku pelan.
“Chelsea cemburu buta juga ya orangnya ?” curhatku lalu mendesah.
“Baguslah.” balas Neta dengan santainya.
“Kok bagus sih ?” tanyaku heran.
“Sekarang gue tanya sama lo. Pilih mana ? Geva nggak gabung lagi sama kita karena Chelsea cemburu, atau Geva tetap gabung sama kita, tapi mesra-mesraan sama Chelsea di depan lo ?” tukas Neta.
“Yang pertama.” balasku cepat.
“Nah kan ! Mungkin aja ini cara Tuhan buat bisa bikin lo lebih cepat lupa sama Geva. Kalau Geva sama kita terus, gue khawatir lo bakal kemakan intimidasi iblis buat jadi pegebor.” lanjut Neta.
“Pegebor ? Apaan tuh ?”
“PEREBUT GEBETAN ORANG !”
*****
Semakin naik semester, aku sudah semakin terbiasa menulis laporan praktikum berlembar-lembar. Benar kata orang, bisa karena terbiasa. Waktu pertama kali menulis laporan praktikum, bawaanya pasti ngeluh, capek lah, nggak kuat lah, pengen nyerah lah. Tapi karena sudah dilatih dan dibiasakan dari semester pertama, akhirnya makin ke sini makin nggak berasa capeknya, tahu-tahu sudah selesai.
0897**** : Hai Ziva !
Sebuah pesan baru masuk di ponselku ketika aku sedang membereskan meja belajar. Kulihat dari layar depan ponsel, ternyata pesan dari nomor baru. Penasaran, aku cepat-cepat membuka pesan itu dan melihat foto profilnya.
Ini foto profilnya nggak palsu kan ? Seriusan ini Kak Adriel ? Dapat nomorku dari mana ?
Ziva : Kak Adriel ?
Adriel : Iya ini aku. Maaf ya ganggu malam-malam.
Ziva : Dapat nomorku darimana Kak ?
Adriel : Waktu baksos kemarin kan kamu sempat isi nomor ponsel kamu di absen, jadi aku lihat di situ.
Ziva : Oh iya yah.
Adriel : Lagi ribet nggak ?
Ziva : Baru selesai tulis laporan sih Kak. Ini baru mau siap-siap tidur.
Adriel : Masih zaman nih tulis laporan ? :p
Ziva : Tahu deh yang sudah wisuda dini dari dunia praktikum dan laporan. Apalah daya yang masih semester tiga.
Adriel : Jangan keseringan begadang.
Ziva : Keseringan begadang bukan makanan sehari-hari anak farmasi yah ?