Phenomenal child

nymos
Chapter #4

Gerakan Pertama

Suasana ruang observasi PTM malam itu lebih tegang dari biasanya. Di layar utama, daftar duel tahap akhir Level 2 akhirnya terpampang jelas. Nama-nama para subjek yang tersisa terpampang, satu per satu.

Para petugas berseragam hitam dan ilmuwan PTM sibuk berbisik, mencatat, sebagian menahan napas. Di sudut ruangan, Indra—pemimpin PTM—duduk dengan tatapan tajam, rokok mengepul di jarinya.

"Duel yang menarik," gumam Indra sambil mengamati layar. "Kita lihat, siapa yang pantas melanjutkan."


Arena Duel

Langkah kaki Arsha bergema di dalam lorong menuju arena. Rambut hitamnya yang dipotong model wolfcut menutupi sebagian wajahnya, tatapannya datar namun fokus. Ia tahu, duel ini bukan sekadar pertarungan biasa. Ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup.

Saat memasuki kubah kaca, matanya langsung tertuju pada sosok di seberang arena.

Kai Velmont.

Anak laki-laki berusia 14 tahun itu berdiri santai, tubuh tinggi rampingnya disandarkan ke dinding kaca. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan membuat kesan kalem, tapi tatapan matanya... penuh tipu daya.

"Akhirnya," ucap Kai, menyeringai. "Aku berharap duel ini nggak ngebosenin."

Arsha tidak menjawab. Matanya mengamati sekitar. Arena bundar itu berdiameter sekitar 15 meter, tanpa tempat berlindung, tanpa sudut mati. Hanya lantai logam dan dinding kaca tebal.

Kai melangkah mendekat perlahan, tangannya tetap di saku. "Kau tahu, Arsha... aku nggak suka kekerasan. Sayang sekali kita harus berduel sampai salah satu mati."

Arsha tetap diam.

Lihat selengkapnya