Phenomenal child

nymos
Chapter #13

Tikus yang tertangkap

Area 3 – Kota Reruntuhan, Hari Pertama

[SUBJEK 08 – GARETT RUKEN]

"HAHAHAHA, kau cukup sombong untuk ukuran anak kecil!" seru Garett, wajahnya dipenuhi senyum mengejek. "Tapi lumayan, aku butuh poin tambahan. Kau hadiah yang mudah."

Alexander tidak menjawab. Ia hanya melangkah pelan ke samping, menilai jarak, memetakan area, memperhatikan posisi setiap puing, bayangan, dan jalur kabur. Matanya tetap dingin, seperti biasa.

"Diam, ya? Heh, bocah aneh," lanjut Garett sambil memutar kapaknya, menciptakan suara gesekan logam yang berat. "Aku suka yang diam. Biasanya, mereka nangis lebih cepat."

Tanpa peringatan, Garett menerjang. Kapaknya diayunkan dari atas, menghantam posisi Alexander sebelumnya. Tanah dan pecahan beton beterbangan. Namun Alexander sudah bergeser, menghindar seperti bayangan.

"Terlalu lambat," gumam Alexander pelan.

Garett menggeram. "Hah?!"

Ia menyerang lagi, kapaknya berputar menghantam ke samping. Alexander melompat ke belakang, mendarat ringan di atas tumpukan puing. Tatapannya tetap datar, tak terganggu.

"Kau cuma bisa lari, ya?" Garett semakin frustrasi.

Alexander tidak membalas. Tubuhnya melesat ke sisi lain, menghindari setiap ayunan brutal Garett yang menghancurkan beton dan puing-puing di sekitarnya.

Sepuluh menit berlalu.

Garett mulai terengah. Nafasnya berat, keringat mengucur deras. Sementara Alexander masih bergerak tenang, menghindar tanpa suara, matanya mempelajari ritme Garett seperti predator menunggu celah.

"Kau pikir ini permainan, bocah kecil?!" raung Garett sambil melempar puing ke arah Alexander.

Alexander mendarat ringan di atas puing lain, tangannya mengambil batu lalu melempar batu kecil ke arah mata Garett.

"PLAK!"

"ARGHHH!"

Tangan besar Garett refleks menutupi matanya yang terkena lemparan. Dalam sepersekian detik itu, Alexander sudah meluncur ke belakangnya, menendang lutut Garett dengan tepat.

"ARGH—!!"

Tubuh Garett oleng. Kapaknya terjatuh. Alexander dengan cepat meraih kapak itu, mencobanya sebentar.

"Berat… tapi cukup."

Lihat selengkapnya